pre wedding Aziz & Tyas
Haii Guys, posting kali ini saya akan menceritakan bagaimana perasaan saya menghadapi moment penting dan paling membahagiakan dalam hidup saya, saya juga akan men-sharing sedikit tentang bagaimana proses perjalanan kisah kami hingga sampai ke jenjang pernikahan. Selamat membaca :)
Waktu berjalan sangat cepat, gak kerasa hanya tinggal menghitung minggu In Syaa Allah apa yang di syari'at oleh baginda Rasulullah SAW akan saya sempurnakan. Perasaan saya ini pokoknya undefined deh. Rasanya campur aduk-aduk gitu. Ya seneng, terharu, takut, nervous, ahh... macem-macem deh rasanya. Sebenarnya proses pernikahan saya ini sungguh tidak perlu memakan waktu yang lama. Seperti janji Allah SWT kepada UmatNya, kita pasti akan dipertemukan oleh orang yang tepat di waktu yang tepat pula. Kalau Afgan bilang "Jodoh Pasti Bertemu". Semua itu benar adanya. Orang yang sudah bertahun - tahun pacaran atau kenal atau menjalin hubungan asmara belum tentu bisa dipersatukan dalam sebuah ikatan suci pernikahan. Tapi orang yang baru kenal tanpa melalui proses pacaran yang lama bisa sampai yakin melanjutkan hubungan ke jenjang suci pernikahan.Itulah Jodoh. Jika kita yakin dan mengusahakan apa yang diyakini, Allah SWT pasti akan memberi jalan dan mempermudah prosesnya.
Jika kalian bertanya, bagaimana proses hubungan saya terjalin dengan calon suami (masih calon suami untuk saat ini) saya, pasti kalian akan terheran - heran. Orangtua dan keluarga saya pun terheran - heran kok. Ada pria gentle yang tanpa ragu berani mendatangi orangtua/wali wanitanya untuk meng-khitbah. Padahal kami baru bertemu sekali saja dan sebelum pertemuan pertama itu tidak ada komunikasi yang intensif antara kami. Ya, sekali lagi itulah Kuasa Allah yang tidak pernah kita duga dan kita sangka. Ketika kami berdua yakin, kami tidak langsung mengambil tindakan untuk memberitahukan kepada kedua orangtua kami, namun kami memilih untuk meng-istikharahkan dulu apa yang akan menjadi keputusan kami. Setelahnya, hati kami berdua bertambah yakin dan dengan gentle calon suami saya yang rela menyebrangi lautan luas, yang dengan sabar menaklukan jalanan macet pun mendatangi orangtua saya untuk mengutarakan maksud dan tujuannya. Nah, ketika calon suami saya mendatangi rumah saya dan menemui orangtua saya, itulah pertemuan kedua kami. Dalam pertemuan kedua itulah proses yang lebih serius terjalin antara kami. Sekali lagi pertanyaan yang paling sulit untuk kami jawab adalah "Kalian ketemu dimana?" Sudah berapa lama kenal?" dan bla bla bla. Wajar saja pertanyaan itu yang sering muncul kepada kami karena jarak tinggal kami yang berbeda pulau, saya di pulau Jawa, calon suami di pulau Kalimantan. LDR-an yang sangat sangat sangat menggalaukan.
Jika kalian tanya, bagaimana bisa saya jatuh hati dan meg-iya-kan saat calon suami mengkhitbah saya, akan dengan senang hati saya menceritakan hal ini :)
Kami sebelumnya memang belum pernah saling kenal dan ketemu, kami dipersatukan itu karena dijodoh-jodohkan oleh teman-teman kantor kami, dan kami pun tidak tahu bagaimana mereka kepikiran untuk menjodohkan kami. Saya dan calon suami itu kebetulan satu perusahaan namun beda lokasi kerja. Saya ditempatkan di head office sedangkan calon suami ditempatkan di brand office. Kalau namanya sih saya tau, wong saya yang menghandle data karyawan kok. Tapi wujud suami saya belum lah saya tau saat itu. Hehehe......
Setelah melewati proses perjodohan yang pajang oleh teman-teman, finally di bulan Januari 2016, saya memberanikan diri untuk mengunjungi tanah kelahiran calon suami saya, alih - alih liburan. Memang kebetulan saya mendapatkan cuti panjang awal tahun, jadi saya memutuskan untuk berlibur di tanah Borneo itu. Sebetulnya saya janjian dengan teman yang memang tinggal di Kalimantan, namun karena calon suami saya juga tinggal di daerah yang sama, ya jadilah itu pertemuan pertama kami. Saat pertama bertemu, saya belum terlalu menyadari rasa yang ada dalam diri dan hati saya. Kalian tahu, kesan pertama yang diberikan oleh calon suami saya saat itu cuek sekali, dan saya tidak menemukan dan melihat feel yang ada dalam dirinya. Saya pikir dia tak punya rasa pada saya, namun dugaan saya ditepisnya. Bulan Februari 2016 bertepatan dengan valentine day, calon suami dengan gentle datang ke rumah untuk mengutarakan maksud dan tujuan keseriusan dia kepada orang tua saya terhadap diri saya. Speechless, of course !! Doubtful, it's so YES !! But because of the courage he and the warmth of my parents attitude that exists, I became convinced that he is the right person God's choice. And then, I SAY YES & I DO I LOVE HIM.
Tidak hanya itu, di bulan berikutnya adalah moment dimana aku sangat sangat jatuh cinta dan yakin bahwa JODOH itu NYATA adalah ketika dia datang bersama orangtuanya dan keluarganya untuk bersilaturahmi yang sekaligus mempertali aku untuk membawa ke jenjang pernikahan. Seperti quote yang pernah aku baca "Wanita tidak perlu istana dan seisinya. Sematkan saja satu cincin di jari manis mereka, maka dimatanya kau sudah mengalahkan raja-raja". Sungguh pasti bahagia menjadi wanita jika menemukan dan memperoleh pria gentle seperti itu, dan aku adalah wanita yang bahagia itu mendapatkan kamu dengan segala rasa yang ada.
Menurutku, proses kami tidaklah begitu panjang, sangat singkat malah sampai akhirnya hari, bulan dan tanggal pernikahan kita ditentukan. Walau tak panjang proses pengenalan kami, namun aku yakin, jika Allah SWT sudah mengatur segala dengan segala kemudahan proses yang kami jalani, memang tidaklah semulus kulit Luna Maya namun kami menikmati itu. Bagi kami ini, kisah kami ini sangatlah jarang sekali dilalui oleh muda mudi zaman sekarang, yang biasanya selalu mengumbar kemesraan, mengumbar keromantisan namun setelahnya saling benci, saling menjelekkan. Bukan begitu tsay?? :)
Semoga tulisan ini menginspirasi ya walau kadang alurnya belum rapi, lagi belajar nulis soalnya :) Happy reading people and have a good day !!!
He's funny. He's adorable. He's sweet. He's Loving. He's awesome. He's perfect. I didn't say name but he popped into your head didn't he ? :)
Jika kalian tanya, bagaimana bisa saya jatuh hati dan meg-iya-kan saat calon suami mengkhitbah saya, akan dengan senang hati saya menceritakan hal ini :)
Kami sebelumnya memang belum pernah saling kenal dan ketemu, kami dipersatukan itu karena dijodoh-jodohkan oleh teman-teman kantor kami, dan kami pun tidak tahu bagaimana mereka kepikiran untuk menjodohkan kami. Saya dan calon suami itu kebetulan satu perusahaan namun beda lokasi kerja. Saya ditempatkan di head office sedangkan calon suami ditempatkan di brand office. Kalau namanya sih saya tau, wong saya yang menghandle data karyawan kok. Tapi wujud suami saya belum lah saya tau saat itu. Hehehe......
Setelah melewati proses perjodohan yang pajang oleh teman-teman, finally di bulan Januari 2016, saya memberanikan diri untuk mengunjungi tanah kelahiran calon suami saya, alih - alih liburan. Memang kebetulan saya mendapatkan cuti panjang awal tahun, jadi saya memutuskan untuk berlibur di tanah Borneo itu. Sebetulnya saya janjian dengan teman yang memang tinggal di Kalimantan, namun karena calon suami saya juga tinggal di daerah yang sama, ya jadilah itu pertemuan pertama kami. Saat pertama bertemu, saya belum terlalu menyadari rasa yang ada dalam diri dan hati saya. Kalian tahu, kesan pertama yang diberikan oleh calon suami saya saat itu cuek sekali, dan saya tidak menemukan dan melihat feel yang ada dalam dirinya. Saya pikir dia tak punya rasa pada saya, namun dugaan saya ditepisnya. Bulan Februari 2016 bertepatan dengan valentine day, calon suami dengan gentle datang ke rumah untuk mengutarakan maksud dan tujuan keseriusan dia kepada orang tua saya terhadap diri saya. Speechless, of course !! Doubtful, it's so YES !! But because of the courage he and the warmth of my parents attitude that exists, I became convinced that he is the right person God's choice. And then, I SAY YES & I DO I LOVE HIM.
Tidak hanya itu, di bulan berikutnya adalah moment dimana aku sangat sangat jatuh cinta dan yakin bahwa JODOH itu NYATA adalah ketika dia datang bersama orangtuanya dan keluarganya untuk bersilaturahmi yang sekaligus mempertali aku untuk membawa ke jenjang pernikahan. Seperti quote yang pernah aku baca "Wanita tidak perlu istana dan seisinya. Sematkan saja satu cincin di jari manis mereka, maka dimatanya kau sudah mengalahkan raja-raja". Sungguh pasti bahagia menjadi wanita jika menemukan dan memperoleh pria gentle seperti itu, dan aku adalah wanita yang bahagia itu mendapatkan kamu dengan segala rasa yang ada.
Menurutku, proses kami tidaklah begitu panjang, sangat singkat malah sampai akhirnya hari, bulan dan tanggal pernikahan kita ditentukan. Walau tak panjang proses pengenalan kami, namun aku yakin, jika Allah SWT sudah mengatur segala dengan segala kemudahan proses yang kami jalani, memang tidaklah semulus kulit Luna Maya namun kami menikmati itu. Bagi kami ini, kisah kami ini sangatlah jarang sekali dilalui oleh muda mudi zaman sekarang, yang biasanya selalu mengumbar kemesraan, mengumbar keromantisan namun setelahnya saling benci, saling menjelekkan. Bukan begitu tsay?? :)
Semoga tulisan ini menginspirasi ya walau kadang alurnya belum rapi, lagi belajar nulis soalnya :) Happy reading people and have a good day !!!
He's funny. He's adorable. He's sweet. He's Loving. He's awesome. He's perfect. I didn't say name but he popped into your head didn't he ? :)