لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ ﴿٤٩﴾ أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا ۖ وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا ۚ إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ
"Kepunyaan Allah-lah langit dan bumi, Dia menciptkan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendakiNya) dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa (Q.S. Asy-Syura ; 49-50)
Jika bicara tentang Anak, terkadang menjadi hal yang sensitif untuk mereka yang sudah lama menikah belum Allah izinkan menimang buah cinta. Padahal segala ikhtiar, do'a sudah diupayakan. Namun memang Allah belum menjawab segala do'a serta perjuangannya.
Yes, saya pernah di posisi super sensitif jika ditanya "udah isi belum?", "ko lama ya belum di kasih". Padahal seingat saya, baru satu bulan usia pernikahan, bagaimana yang sudah bertahun-tahun, belasan tahun atau puluhan tahun. Duh... Manusia terkadang tak pernah bisa menjaga lisa untuk menjaga hati ya.. Astagfirullah..
Titik tergalau saya adalah ketika usia pernikahan saya menginjak bulan keenam, namun Allah belum juga kasih amanahNya kepada kami. Ketika itu saya sering menangis kalau datang bulan, menjauh dari teman, bahkan pernah sampai menonaktifkan media sosial ataupun media chatting online. Karna apa? Karna saya terlalu kecewa jika ada yang menanyakan kabar lalu bertanya tentang "kehamilan".
Kok bisa sih sampai segitunya? Ya bisa, karna saya merasa, saya ini memiliki kekurangan. Ketidaksempurnaan sebagai seorang perempuan. Salah satu penyakit, sudah merenggut satu ovarium saya. Kalian pasti tau dong fungsi pentingnya ovarium untuk wanita? Yups, tepat sekali untuk pembuahan. Bagaimana bisa jika salah satu ovariumnya tidak ada bisa melakukan pembuahan yang sempurna? Mungkin bisa atas izinNya dan jika ovarium satunya sehat tak bermasalah.
Nah itulah, yang membuat saya down ketika di pertengahan tahun usia pernikahan belum merasakan kehamilan. Saat itu, saya sempat takut kalau ovarium satunya pun bermasalah, makanya belum hamil juga. Karna ketakutan saya, akhirnya saya mengutarakan kepada suami untuk check ke dokter tentang kondisi saya, alhamdulillah beliau mendukung. Memang saya sudah ceritakan kondisi saya kepada suami ketika ia datang kepada orang tua saya, untuk mengutarakan niatannya menjadikan saya pendamping hidupnya. Dan Alhamdulillah sekali, suami tak mempermasalahkan itu.
Atas izin suami dan rasa penasaran saya, periksa lah saya ke SpOG ternama di kota ini. Tak dinyana, bagaikan terhempas badai ketika hujan saat dokter mendiagnosa saya hiperplasia endometrium (penebalan dinding rahim), dan kalau saya cari tau ini pun penyebab sulit hamil dan harus dilakukan operasi lagi. Ahh... Apalagi ini, sungguh ketika mendapatkan itu rasanya hilang keberhargaan diri sebagai seorang perempuan.
Tapi, baiknya dokter itu, menguatkan bahwa tak perlu dioperasi, karna harus di observasi dulu selama 2 bulan. Dalam kesedihan saya saat itu, seperti ada sebuah cahaya harapan walau belum begitu terang.
Bagaimana dengan suami saat itu?
Suami, Alhamdulillah selalu menguatkan, tak pernah menuntut dan selalu menyerahkan segalanya kepada Allah SWT. Nyaman rasanya ketika diri ini lemah, dia menguatkan dengan pelukan. Ada keoptimisan ketika dalam pelukannya.
Dua bulan berjalan, ketika saya harus kembali kepada dokter SpOG itu, hati gak karuan. Pikiran kalut, hati semraut.
Namun, lagi-lagi suami memberikan pelukan ternyaman. Agak sedikit tenang rasanya. Akan tetapi, jantung kembali berdegup kencang ketika sang perawat memanggil nama saya. Ya, saya dipanggil untuk masuk ke ruang pemeriksaan. Duh.. Allah, Engkaulah Maha Segalanya. Tak henti mulut dan hati ini berdo'a, memohonkan kemudahan dan kebaikan dari segalanya.
Ketika dokter mulai memeriksa dan agak terheran dengan hasilnya, saya pun ikut penasaran bercampur kekhawatiran. Eh, tapi dokter menyampaikan bahwa Alhamdulillah semua baik dan normal. Seperti terkibas angin di siang hari, sejuk, adem hati rasanya.
Setelah pemeriksaan itu, yang menyatakan bahwa saya baik-baik saja dan atas kehendakNya, In Syaa Allah akan merasakan kehamilan.
Betul saya, qadarullah selang 2 bulan setelah pemeriksaan terakhir dan tepat diusia pernikahan menginjak bulan ketuju, Allah memberikan hadiahnya kepada kami. Saya positif hamil, kalau tidak salah Februari 2017.
Bahagia sungguh tak terkira kami rasakan. Gak cuma saya dan suami namun keluarga besar kami, terutama Ayah dan Ibu saya, karna mereka yang begitu mengkhawatirkan keadaan saya.
Yes, itulah kehamilan pertama saya. Bahagia, bersyukur karna dengan kurangnya saya Allah menjadikan saya sempurna dengan hadiahNya.
9 bulan 10 hari Allah izinkan saya mengandung buah cinta pernikahan kami. Tepat di bulan November 2017, lahirlah ia, anak perempuan cantik dengan sehat dan sempurna. Walau proses persalinan pun penuh dengan drama. 2 hari 2 malam merasakan kontraksi luar biasa namun pembukaan tak kunjung bertambah. Hingga akhirnya merasakan rembesan air ketuban tetap pembukaan masih tiga.
Pasrah... ya saya pasrah ketika itu. Walau saya berjuang untuk tetap normal namun jika Allah menghendaki saya untuk SC saya terima, saya hanya ingin bertemu dengan putri yang sudah sangat saya tunggu. Tapi tetap, dalam kepasrahan, saya selalu berkomunikasi dengan janin saya bahwa kita adalah partner yang baik dan saya meminta kerjasamanya untuk kita cepat bertemu, saling memeluk dan mencium.
Qadarullah, ketuban pecah mules makin bertambah. Tenaga medis pun dengan sigap memeriksa semua. Alhamdulillah sudah mendekati pembukaan sempurna. Para bidan pun bergegas menyiapkan segalanya. Haru rasanya, sebentar lagi akan bertemu dia, dia hadiah Tuhan untuk kami.
Mengharukan lagi ketika mendengar suara tangisnya pecah. Memecah kesunyian dinginnya tengah malam saat itu. Oh Allah.. Air mata ini tak bisa lagi menghitung rasa kebersyukuran kami saat itu. Entah nikmatMu yang mana lagi yang ku dustakan.
Ketika setiap pemerikasaan kandungan, para dokter selalu berkata "Ini anugera loh bu bisa hamil". Yups, sungguh anugerahMu yang sangat ku syukuri ketika aku mendengarkan tangis kecil seorang bayi yang baru saja keluar dari rahimku.
Sekarang, aku mengerti bahwa Engkaulah yang Maha Berkehendak. Sekarang aku mengerti apa arti ayat "Kun Fayakun"
And this is, dedicated for My beloved Sheeva
Lyric by : Melly Goeslaw
Bila aku kumpulkan semilyar para penyair
Tuk lukiskan indahnya hidup
Namun tak bisa mengalahkan
Keindahan ini hadiah terindah
Kau buah cintaku
Hadirmu luar biasa
Semua yang pernah aku dapat
Tak sebanding dengan hadirmu
Semoga bahagia engkau dalam dekapan aku
Semoga ku bisa menjaga fitrahmu
Dengarlah aku bisikkan bahaya dan aman dunia
Pasti kan ku jaga engkauHadiah Tuhan...
Terima kasih oh Tuhan...
Engkau tlah percayaiku
Dia tiupkan janin
Sampai ku lahirkan engkau
Do'aku tak akan bisa terurai dengan apapun
Selamatlah engkau
Hadiah Tuhan...
-Tulisan ini diikutsertakan dalam kuis share pengalam cinta dalam proses menjadi seorang Ibu yang diselenggarakan oleh IP Balikpapan Raya-
#QuizIPBalikpapanRaya
#Jumatberkahkuis8feb2019