Minggu, 28 Januari 2018

NHW#1; ADAB MENUNTUT ILMU - IIP KALTIMRA BATCH 5


ADAB MENUNTUT ILMU
Assalamu’alaikum para Ibu shalehah kebanggaan keluarga….

Sudah lama rasanya tak menjamahi blog ini dengan tulisan yang tercurah dari hati. Maklum lah beberapa bulan ini di sibukkan dengan status baru sebagai “Ibu”. Alhamdulillah dipenghujung tahun lalu, Allah SWT telah menganugerahi aku putri cantik yang saat ini usianya sudah 2,5 bulan. Karena aku adalah newbie dalam dunia peribuan dan parenting, makanya masih suka keteteran antara kewajiban aku sebagai seorang Ibu dan istri dengan hobi menulis aku, ini saja masih curi – curi waktu, ketika si kecil lagi dalam gendongan Apihnya. 

Pengalaman yang baru menjadi seorang Ibu membuat perubahan yang signifikan dalam kehidupan aku. Namun, setelah aku tahu aku akan menjadi seorang Ibu, aku selalu mencoba untuk belajar dan bertanya serta sharing dengan mereka yang telah menjadi Ibu yang sesungguhnya. Banyak referensi yang aku cari hingga aku mengikuti sebuah komunitas untuk menjadi Ibu yang professional, ya aku mengikuti komunitas Institut Ibu Profesional, dimana harapan aku dalam komunitas tersebut aku dapat belajar, berbagi serta aku dapat mengamalkan apa yang aku dapatkan dari para Ibu professional dalam komunitas tersebut. Setelah aku berhasil mengikuti kelas foundation Institut Ibu Profesional, saat ini aku sedang mengikuti kelas matrikulasi. Dimana kelas matrikulasi ini kita diberikan materi dan pembelajaran setiap minggunya dan akan diberikan Nice Home Work (NHW) setiap minggunya pula. 

Nah, ini adalah NHW pertama dikelas matrikulasi batch 5 yang aku ikuti. NWH ini adalah penentuan akankah aku lulus kelas matrikulasi atau harus mengulang kembali di batch berikutnya. Untuk materi  NHW yang akan aku bahas di sini adalah “Adab Menuntut Ilmu”. Yuks.. mari kita belajar bersama!!!

Berkenalan dengan IIP dan Kelas Matrikulasi

Pasti kalian sudah pada tahu dan dengar ya tentang IIP? IIP adalah kependekan dari Institut Ibu Profesional yang didirikan oleh Bunda Septi Peni yang juga merupakan pembuatan Jarimatika. Bunda Septi tentu memiliki tujuan mendirikan sebuah institute bagi para Ibu yakni untuk meningkatkan kualitas kaum Ibu di Indonesia bahkan saat ini IIP sudah merajalela sampai dengan ASIA. Woow.. hebat yaa. Aku pun sangat interest pada saat tahu ada sebuah wadah menimba ilmu tentang bagaimana menjadi Ibu yang berkualitas.

Aku kenal dengan IIP melalui postingan teman aku, setelah melihat berbagai sumber informasi mengenai IIP ini, aku langsung memutuskan melakukan pendaftaran. Kebetulan saat aku kenal IIP, aku sedang hamil sekitar 7 bulan. Alhamdulillah, rezeki yang luar biasa nih lagi hamil, persiapan untuk menjadi Ibu baru yang belum berpengalaman, eh ketemu dengan IIP yang In Syaa Allah ilmu yang diberikan dapat aku pelajari dan aplikasikan. Memang sih waktu kuliah aku mendapatkan pembelajaran tentang parenting, tentang psikologi keluarga, psikologi anak, namun ilmu di bangku kuliah tersebut hanyalah ilmu untuk mahasiswa yang akan mendapatkan gelar sarjana. Aplikasinya tak semudah teorinya. Setelah aku dinyatakan hamil dan akan menjadi Ibu, ternyata ada banyak hal yang harus dipersiapkan , bukan hanya sekedar materi dan mental saja namun berbagai ilmu pun harus dipersiapkan.

Banyak yang  berkomentar “jadi ibu kan natural aja, alamiah ngak usah belajar juga nanti terbiasa sendiri”.  Iya sih memang, rasa keibuan itu alamiah, yakin setiap perempuan pasti memiliki sifat keibuan. Apalagi jika kita melihat baby di tangan kita, langsung tanpa diminta ada rasa hangat dan kasih sayang yang menjalar ke seluruh tubuh. Anak nangis, kita bisa tahu kalau dia lapar, haus, butuh susu atau dia sedang demam, tak enak badan, ingin digendong, dan lain sebagainya.  Tetapi, menjadi Ibu bukan hanya masalah itu semata, apalagi jaman sudah semakin berkembang, pastinya perlu pengembangan wawasan dan pengetahuan agar lebih up to date dalam menjawab tantangan jaman. Kita tau sendiri ya, kids zaman now ini lebih kritis dan selalu ingin tahu, bahasa gahulnya kepo everywhere, nah.. gimana coba kalau Ibunya ngak mau belajar, mau jadi apa anak – anak kita kelak.

Kan ada sekolah, pilihlah sekolah yang bagus, yang bonafid, yang paling mahal, selesai sudah. Ah.. masa iya sesederhana itu? Kayanya enggak deh. Bagaimana pun, kelak anak – anak kita akan selalu menjadi tanggung jawab orangtuanya, bahkan di akherat kelak, kita sebagai orang tua akan dimintai pertanggung jawabannya. Masa iya, jika kelak Allah bertanya, kita jawab “sudah kami serahkan kepada sekolah dan gurunya ya Allah, tanyakan saja pada mereka” ahhaaa… ishh… malu doong.

Awal memutuskan mengikuti IIP karena aku merasa aku sangat membutuhkan bekal ilmu untuk menjadi seorang ibu. Walaupun menjadi seorang Ibu adalah fitrah dan setiap perempuan pasti memiliki sifat keibuan, namun tetap saja aku membutuhkan kunyahan ilmu tersebut. Memang sih, bisa saja kita belajar menjadi Ibu dari Ibu kita sendiri, tetapi kita pun membutuhkan teman – teman dan fasilitator untuk sharing tentang dunia peribuan, terutama tentang dunia peribuan di era digital saat ini. Sebagaimana motivasi aku mengikuti IIP ini adalah learning, sharing, doing. Aku berharap setelah aku mendapatkan pembelajaran dari perkuliahan ini,  aku dapat membagikan ilmu yang aku miliki dan dapat melakukan serta mengaplikasikan ilmu yang telah aku dapat. Dengan ilmu tersebut, aku pun berharap kualitas diriku akan meningkat baik sebagai istri, ibu dan anggota masyarakat. Ada banyak kurikulum yang akan dipelajari di IIP ini, antara lain ; Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif dan Bunda Shalihah.

Akan tetapi, untuk dapat menikmati ilmu – ilmu tersebut, aku harus dan wajib mengikuti kelas matrikulasi, dan Alhamdulillah aku diberikan kesempatan untuk mengikuti kelas matrikulasi di batch 5 ini. Oiya, untuk dapat mengikuti kelas matrikulasi ini, kita diwajibkan mendaftarkan diri secara online dengan biaya Rp. 100.000,- dan ini adalah investasi seumur hidup. Perkuliahan secara online hanya melalui whatsapp, alasan kuat aku ingin menjadi bagian dari IIP. Hanya modal kuota dan aplikasi whatsapp kita akan mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat. Cocok banget kan buat ibu – ibu kaya aku khususnya yang belum bisa melalang buana karena si bayi masih bayi :p

Kenapa sih harus kelas matrikulasi? Sebenarnya, sebelum memasuki kelas matrikulasi, kita diperkenalkan tentang IIP melalui kelas foundation. Nah, kelas matrikulasi ini diadakan biar kita paham dulu tentang materi – materi yang akan diajarkan agar bisa sejalan dengan visi misi yang dikemban oleh IIP. Jadi, saat kita masuk kelas berikutnya, ngak kaget – kaget banget gitu.

Perkuliahan Matrikulasi Minggu #1 : Adab Menuntut Ilmu

Sebelum mendapatkan pembelajaran yang spesifik tentang menjadi Ibu professional, kami para ibu hebat kelas matrikulasi disuguhkan dulu sebuah prolog mengenai adab menuntut ilmu. Pada pembahasan materi yang diberikan, kita diingatkan untuk tidak terlalu buru – buru fokus pada suatu ilmu sebelum kita memahami mengenai adab – adab dalam menuntut ilmu. Seperti pada sentilan kata yang diberikan dalam materi tersebut “barang siapa yang menimba ilmu karena semata – mata hanya ingin mendapatkan ilmu tersebut, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat baginya. Namun, barang siapa yang menuntut ilmu karena ingin mengamalkan ilmu tersebut, niscaya ilmu yang sedikitpun akan sangat bermanfaat baginya

“Karena ILMU adalah prasyarat untuk sebuah AMAL, maka ADAB adalah hal yang paling didahulukan sebelum ILMU”

Wuuah… kalau sudah begini, jadi ingat zaman sekolah dan kuliah dulu yaa. Zaman menuntut ilmu dulu kadang suka menyepelekan adab mdari menuntut ilmu tersebut. Yang aku pahami dan menjadi prinsipku dalam menuntut ilmu dibangku sekolah itu mendapatkan nilai yang bagus apapun caranya yang penting nilai bagus. Walau aku suka bolos (upss.. semoga mamah sama bapak gak baca ini ya), suka telat, suka gak perhatiin dosen, yang penting aku dapat nilai bagus. Ckckckck.. please.. don’t try it !!!

Padahal seperti yang sudah dituliskan diatas ya, dalam menuntut ilmu itu bukanlah hasil yang menjadi tujuan utama, tetapi hasil adalah bonus dari sebuah proses pencapaian ilmu yang kita jalani. Oleh karenanya, dalam proses mencari ilmu, kita haruslah mencari dengan cara – cara yang baik, semisal ; dating tepat waktu, menghormati para guru, tidak belagu atau sok pintar walaupun kita sudah memahami dan mendapatkan materi tersebut sebelumnya. Ada baiknya kita mengosongkan gelas kita agar dapat menambah kedalaman materi yang kita miliki dan dapat pula menampung ilmu lainnya yang belum kita dapatkan.

Harapan aku setelah mengerti tentang adab menuntut ilmu adalah aku akan menjadi jauh lebih baik dalam menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu – ilmu yang aku miliki baik untuk diri sendiri, keluarga dan juga sesama. In Syaa Allah, jika seorang istri dan ibu memiliki adab dan berilmu, maka akan melahirkan keluarga serta generasi penerus yang memiliki ilmu dengan peradaban yang baik.

Setelah belajar dan berdiskusi mengenai materi pertama, tibalah gemuruh suara para Ibu di kelas matrikulasi mempertanyai tentang NWH #1 yang diberikan fasilitator. Dan taraaaaa……. Ada empat pertanyaan yang harus dijawab. Kalian mau tahu kah jawaban NWH versi aku? Bismillah… berikut adalah jawabanku

Pertanyaan Pertama : Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini !

Seiring berjalannya waktu dan perubahan zaman yang begitu signifikan sehingga pola pikir pun harus terus berkembang, terutama semenjak aku menikah dan memiliki putrid. Tentu saja visi dan misi hidupku berubah secara total. Saat aku masih single, belum memiliki tanggung jawab yang besar, aku hanya memikirkan goal duniawi. Lulus kuliah, aku ingin berkarir dan mengaplikasikan ilmu perkuliahanku hanya di dunia pekerjaan untuk menopang karirku. Namun, tak demikian ketika aku mengandung Sheeva hingga Sheeva lahir, tujuanku hidupku berubah seketika. Dalam benak dan pikiranku, aku memikirkan bagaimana caranya aku mendidik, mengasuh, membersamai dan menumbuhkembangkan anak – anakku kelak agar selalu sejalan dengan Al – Qur’an dan Al – hadist tetapi juga dapat tetap mengikuti perkembangan jaman. Oleh karenanya, jikalau aku disuruh memilih, aku ingin mengambil jurusan ilmu tentang IBU YANG BERILMU DAN BERADAB.

Saat aku kuliah pun bahkan jikalau aku mengambil kuliah kembali di universitas bonafid sekalipun, jurusan ilmu tersebut tidak aku temukan, namun lewat universitas kehidupan, aku yakin akan ada banyak cara mencapai jurusan yang aku inginkan. Semoga saja aku bisa lulus membanggakan dari jurusan yang aku pilih ini.

Pertanyaan kedua : Alasan terkuat yang dimiliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?

Alasan terkuat sudah pasti anak – anak dan suami. Keluarga adalah alasan terkuat kenapa aku ingin bertumbuh dan berkembang lebih baik. Saat ini, aku memang telah menjadi Ibu, namun ilmuku untuk menjadi Ibu yang memiliki ilmu yang beradab masih sangatlah jauh. “Al-ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq”. Ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik.

Aku sadar diri, sebagai Ibu yang masih belum berpengalaman dan jauh dari sempurna, masih memiliki gelas yang kosong dan butuh banyak sekali untuk diisi. Sedangkan anak – anakku akan semakin bertumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Mereka akan sangat membutuhkan Ibu yang dapat membersamai mereka, menjawab segala pertanyaan mereka serta mengarahkan mereka pada kehidupan yang lebih baik dan menjadikan mereka anak – anak yang berilmu dan beradab. Jikalau aku tak memiliki ilmu dan adab bagaimana bisa aku mewarisi mereka kehidupan yang terbaik.
Aku tak ingin hanya mengikuti perubahan jaman, aku tak ingin patah semangat dan terima nasib tanpa ikhtiar. Melalui inilah ikhtiarku ; terus mencari dan menggali ilmu dari berbagai sumber. Demi mereka, demi anak – anakku, demi keluargaku, demi bangsaku, demi agamaku dan demi negaraku.

Pertanyaan ketiga : Mengenai strategi menuntut ilmu yang direncankan dalam bidang yang ditekuni

Menurutku, menjadi Ibu yang berilmu dan beradab adalah seorang wanita yang mampu mengemban tugasnya dengan baik  sebagi seorang istri dan ibu serta Ibu yang dapat mengantarkan anaknya menjadi seseorang yang berilmu dan memiliki adab yang berkualitas. Seorang wanita yang harus tahu akan segala hal, seorang wanita yang dapat melakukan segala hal, seorang wanita yang dapat memaksimalkan perannya, tanggung jawabnya, kapasitas dan kapabilitas dirinya. Aku tak hanya ingin menjadi Ibu yang sekedar nyaman untuk anak - anakku, namun aku ingin menjadi Ibu yang memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, yang dapat menjawab segala pertanyaan yang dilontarkan anak - anakku. Aku ingin pula bertumbuh menjadi istri yang lebih baik untuk suamiku. Lebih mengharagai, menghormati dan memberikan kenyamanan untuk suamiku dari segala peluh kesahnya. Aku ingin menjadi "rumah" yang nyaman untuk mereka pulang dan berkeluh kesah, yang selalu dirindukan olehnya.Serta aku ingin menjadi wanita yang bermanfaat dalam masyarakat.

Untuk mencapai goals tersebut, maka aku membutuhkan strategi yang aku rencanakan ;

1. Memperdalam Ilmu Keagamaan 

Agama adalah pondasi utama dalam kehidupan. Tanpa pondasi tersebut bagaimana aku dapat membangun sebuah kehidupan kelak. Aku menyadari bekal agamaku sangatlah minim, makanya itu aku selalu mencari dan belajar agama dari berbagai sumber. Baik melalui kajian keagamaan ataupun lebih banyak membaca tentaang segala ilmu keagamaan sesuai dengan keyakinan yang aku anut.

2. Belajar Ilmu Psikologi dan Parenting

Mempelajari ilmu psikologi dan parenting sudahlah hatam selama 4 tahun di bangku perkuliahan. Namun, saat aku mengalami kehidupan sesungguhnya menjadi seorang Ibu, aku sadar aku harus lebih banyak lagi memahami dan mengaplikasikan ilmu - ilmu psikologi dan parenting yang telah aku pelajari di bangku perkuliahan.Selain aku membuka lagi buku - buku psikologi dan parenting yang aku miliki, aku juga berkonsultasi dengan beberapa rekan yang kebetulan mereka telah menjadi seorang psikolog. Berdiskusi dengan mereka membuatku lebih membuka diri dan memahami kebutuhan akan diriku untuk menjadi apa yang aku harapkan.

3. Public Speaking

Aku adalah tipe orang tak suka banyak bicara dan tak berani mengeluarkan pendapat di muka umum. Aku hanya berani menuliskan pendapatku dalam sebuah tulisan tangan. Namun, aku menyadari demi bisa membagikan apa yang aku tahu dan apa yang menjadi pendapatku haruslah seimbang. Dalam hal ini adalah tak hanya melalui tulisan namun aku perlu juga tampil di depan public untuk membagikan apa yang aku tahu dan ide apa yang ada dalam pikiranku.

4. Memiliki Pengetahuan Digital

Perubahan dari masa ke masa mengharuskan kita untuk terus meng-upgrade diri dan pengetahuan. Tak hayal di era digital saat ini, memang kehidupan kita dipermudah oleh teknologi namun jika kita tak membekali diri dengan pengetahuan yang baik tentang dunia digital, maka bersiaplah dunia digital akan merusak kehidupan kita bahkan kehidupan masa depan anak - anak kita. 

5. Networking

Memperluas pertemanan sangatlah penting. Seperti halnya aku saat ini, aku bergabung di IIP Kaltimra (Kalimantan Timur dan Utara) selain untuk menambah wawasan ilmu, aku pun bertujuan untuk menambah teman dan saudara yang memiliki visi dan misi yang sejalan dalam belajar untuk menjadi Ibu yang berkualitas bagi anak - anak dan keluarganya. Bagiku, belajar sendiri tidaklah mudah, kita perlu teman untuk sahring bahkan untuk mengkoreksi kita jikalau ada hal yang belum kita pahami. Teman itu dapat mengingatkan kita dalam kebaikan dan kesabaran. So, perbanyaklah berteman dan taburkan kebaikan dimana pun karena suatu saat nanti kita akan menuainya.

6. Time Management

Aku sadar dalam urusan mengatuir waktu, aku ini sering kali keteteran. Apalgi saat ini, setelah putri pertama lahir, haruslah aku merubah semua jadwal harianku. Aku yang saat itu masih berdua saja dengan suami, masih suka keteteran membagi waktu apalgi ini sudah ada anak, aku harus ekstra mengatur waktu. Aku masih harus terus belajar tentang kekonsistenan dan mengatur emosiku yang suka moody-an. Apalagi saat menjadi seorang Ibu, aku tidaklah boleh egois, aku harus meredam moody-ku demi tujuan aku menjadi seorang Ibu yang berilmu dan beradab. Aku harus dapat membagi waktu antara aku dan bayi-ku, antara aku dan suamiku, antara aku dan hobi membaca dan menulisku serta antara aku dengan perkuliahanku di IIP.

Sejauh ini ke-6 strategi itulah yang terpikirkan dalam rencanaku untuk mencapai tujuan utamaku sebagai Ibu yang berilmu dan beradab.

Pertanyaan terakhir : berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang harus aku perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.

Aku sangat menyadari sejauh ini adab menuntut ilmuku masihlah sangat perlu diperbaiki. Aku masih suka on off saat mengikuti perkuliahan online, menyepelekan materi, tidak melakukan resume materi yang diberikan dengan baik dan kadang suka tak memperhatikan apa yang disampaikan. Karena itu, aku sangat perlu memperbaiki diri agar aku dapat menjadikan ilmu yang kudapatkan menjadi cahaya kemanfaatan. Perubahna yang perlu aku lakukan, yakni ;

1. Memperbaiki waktu

Sebisa mungkin aku meluangkan waktu untuk menyimak materi perkuliahan online yang sedang aku ikuti saat ini, bahkan aku harus lebih aktif lagi dalam perkuliahan tersebut.

2. Resume Materi

Melakukan resume materi yang seharusnya aku lakukan tak pernah aku lakukan, namun saat ini aku akan berusaha untuk meresume setiap materi yang diberikan dari perkuliahan online yang sedang aku ikuti.

3. Menambah waktu membaca

Membaca adalah bagian dari kehidupan aku. Namun, saat ini aku selalu keteteran untuk menyelesaikan bacaanku. Aku berharap, mulai saat ini aku akan memperbaiki waktu membacaku.

Hufthhh.... Alhamdulillah kelar juga nih NWH#1 nya. Semoga apa yang aku tuliskan ini bisa menjadi pembelajaran untuk para teman - teman pembaca yaaa.. Mohon maaf jika kurang detail penjelasan dari tulisan aku ini, maklum lah banyak jeda karna harus mengASIhi si bayi cantik. Oke, see you next week yaaa guys. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.



Salam Ibu Pembelajar Hebat





Dia adalah Hadiah Tuhan

لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ ﴿٤٩...