Senin, 07 November 2016

Menikah Itu Sense of Giving

Haii blogger, apa kabar? Semoga kalian selalu sehat yaaaa....
By the way, aku mau bagikan artikel bacaan tentang pernikahan. Bagus deh buat bahan pembelajar bagi yang akan menikah maupun yang sudah menikah...

Yukss... check it do !!!



Menikah itu Sense Of Giving

Pekan ini, di keluarga besar kami ada dua acara akad nikah. Pertama adalah keponakan saya, Nabilah Ar-Rozini (Sani), Ahad 4 September lalu dan Sabtu 10 September ini adalah anak pertama saya, Nadhira Arini Nur Imammah (Dhira). Kebiasaan di keluarga besar kami, sehari sebelum melangsungkan akad nikah selalu ada petuah dari para sauadara untuk calon pengantin.
Diantara puluhan petuah untuk Sani, tentu yang menjadi perhatian saya adalah petuah dari istri dan anak saya. Secara ringkas, ada tiga petuah yang keluar dari hati istri dan anak saya. Pertama, menikah itu sense of giving. Begitu bangun tidur, yang terpikir adalah “apa hal terbaik yang bisa saya berikan untuk pasangan hidup saya.”
Kebaikan berbuah kebaikan. Semakin besar kebaikan kita, balasan kebaikannya semakin besar. Kebaikan kepada pasangan hidup adalah kebaikan yang sangat besar. Rumah tangga yang semakin bahagia, apabila anggota rumah tangganya memiliki sense of giving yang tinggi.
Kedua, cintailah pasangan hidupmu dari A sampai Z. Tidak ada manusia yang sempurna, terimalah pasangan hidup kita dari A sampai Z. Misalnya suami kita N alias Ngorok, K singkatan dari Kentutan, hehehe. Tetap terima ia, jangan fokus kepada hal yang negatif. Yang buruk perbaiki, yang kurang tingkatkatkan, yang baik sebarkan.
Ketiga, terus belajar dan berkomunikasi. Tidak ada pelajaran khusus yang terstruktur dan terencana tentang pernikahan di bangku sekolah. Tugas yang menjalaninya untuk terus belajar dan berkomunikasi. Berhenti belajar dan berhenti berkomunikasi menjadikan rumah tangga bukan sumber kebahagiaan tetapi sumber malapetaka dan ketidakbahagiaan.
Nasehat, istri dan anak saya untuk keponakan saya sejalan dengan pendapat ahli. Kemarin, saya mempertemukan Dhira dan calon menantu saya dengan konsultan pernikahan yang biasa dipanggil Kang Canun. Pakar, romantic couple asal Bandungini menambahkan “rumah menjadi surga dunia saat suami benar-benar menjadi leader di dalam rumah tangga, komunikasi yang berjalan tanpa sekat antar satu dengan yang lain.”
Sengaja saya undang Kang Canun ke rumah saya untuk memberi pembekalan kepada Dhira dan calon menantu agar punya ilmu yang memadai sebelum menjalani hidup dimana sense of giving menjadi pondasi. Menikah menjadi indah bila sense of giving menjadi budaya dan tradisi penghuni rumah.




Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
Inspirator SuksesMulia

Selasa, 12 Juli 2016

Menuju Halal Aziz & Tyas


pre wedding Aziz & Tyas

Haii Guys, posting kali ini saya akan menceritakan bagaimana perasaan saya menghadapi moment penting dan paling membahagiakan dalam hidup saya, saya juga akan men-sharing sedikit tentang bagaimana proses perjalanan kisah kami hingga sampai ke jenjang pernikahan. Selamat membaca :)

Waktu berjalan sangat cepat, gak kerasa hanya tinggal menghitung minggu In Syaa Allah apa yang di syari'at oleh baginda Rasulullah SAW akan saya sempurnakan. Perasaan saya ini pokoknya undefined deh. Rasanya campur aduk-aduk gitu. Ya seneng, terharu, takut, nervous, ahh... macem-macem deh rasanya. Sebenarnya proses pernikahan saya ini sungguh tidak perlu memakan waktu yang lama. Seperti janji Allah SWT kepada UmatNya, kita pasti akan dipertemukan oleh orang yang tepat di waktu yang tepat pula. Kalau Afgan bilang "Jodoh Pasti Bertemu". Semua itu benar adanya. Orang yang sudah bertahun - tahun pacaran atau kenal atau menjalin hubungan asmara belum tentu bisa dipersatukan dalam sebuah ikatan suci pernikahan. Tapi orang yang baru kenal tanpa melalui proses pacaran yang lama bisa sampai yakin melanjutkan hubungan ke jenjang suci pernikahan.Itulah Jodoh. Jika kita yakin dan mengusahakan apa yang diyakini, Allah SWT pasti akan memberi jalan dan mempermudah prosesnya.

Jika kalian bertanya, bagaimana proses hubungan saya terjalin dengan calon suami (masih calon suami untuk saat ini) saya, pasti kalian akan terheran - heran. Orangtua dan keluarga saya pun terheran - heran kok. Ada pria gentle yang tanpa ragu berani mendatangi orangtua/wali wanitanya untuk meng-khitbah. Padahal kami baru bertemu sekali saja dan sebelum pertemuan pertama itu tidak ada komunikasi yang intensif antara kami. Ya, sekali lagi itulah Kuasa Allah yang tidak pernah kita duga dan kita sangka. Ketika kami berdua yakin, kami tidak langsung mengambil tindakan untuk memberitahukan kepada kedua orangtua kami, namun kami memilih untuk meng-istikharahkan dulu apa yang akan menjadi keputusan kami. Setelahnya, hati kami berdua bertambah yakin dan dengan gentle calon suami saya yang rela menyebrangi lautan luas, yang dengan sabar menaklukan jalanan macet pun mendatangi orangtua saya untuk mengutarakan maksud dan tujuannya. Nah, ketika calon suami saya mendatangi rumah saya dan menemui orangtua saya, itulah pertemuan kedua kami. Dalam pertemuan kedua itulah proses yang lebih serius terjalin antara kami. Sekali lagi pertanyaan yang paling sulit untuk kami jawab adalah "Kalian ketemu dimana?" Sudah berapa lama kenal?" dan bla bla bla. Wajar saja pertanyaan itu yang sering muncul kepada kami karena jarak tinggal kami yang berbeda pulau, saya di pulau Jawa, calon suami di pulau Kalimantan. LDR-an yang sangat sangat sangat menggalaukan.

Jika kalian tanya, bagaimana bisa saya jatuh hati dan meg-iya-kan saat calon suami mengkhitbah saya, akan dengan senang hati saya menceritakan hal ini :)
Kami sebelumnya memang belum pernah saling kenal dan ketemu, kami dipersatukan itu karena dijodoh-jodohkan oleh teman-teman kantor kami, dan kami pun tidak tahu bagaimana mereka kepikiran untuk menjodohkan kami. Saya dan calon suami itu kebetulan satu perusahaan namun beda lokasi kerja. Saya ditempatkan di head office sedangkan calon suami ditempatkan di brand office. Kalau namanya sih saya tau, wong saya yang menghandle data karyawan kok. Tapi wujud suami saya belum lah saya tau saat itu. Hehehe......

Setelah melewati proses perjodohan yang pajang oleh teman-teman, finally di bulan Januari 2016, saya memberanikan diri untuk mengunjungi tanah kelahiran calon suami saya, alih - alih liburan. Memang kebetulan saya mendapatkan cuti panjang awal tahun, jadi saya memutuskan untuk berlibur di tanah Borneo itu. Sebetulnya saya janjian dengan teman yang memang tinggal di Kalimantan, namun karena calon suami saya juga tinggal di daerah yang sama, ya jadilah itu pertemuan pertama kami. Saat pertama bertemu, saya belum terlalu menyadari rasa yang ada dalam diri dan hati saya. Kalian tahu, kesan pertama yang diberikan oleh calon suami saya saat itu cuek sekali, dan saya tidak menemukan dan melihat feel yang ada dalam dirinya. Saya pikir dia tak punya rasa pada saya, namun dugaan saya ditepisnya. Bulan Februari 2016 bertepatan dengan valentine day, calon suami dengan gentle datang ke rumah untuk mengutarakan maksud dan tujuan keseriusan dia kepada orang tua saya terhadap diri saya. Speechless, of course !! Doubtful, it's so YES !! But because of the courage he and the warmth of my parents attitude that exists, I became convinced that he is the right person God's choice. And then, I SAY YES & I DO I LOVE HIM.
Tidak hanya itu, di bulan berikutnya adalah moment dimana aku sangat sangat jatuh cinta dan yakin bahwa JODOH itu NYATA adalah ketika dia datang bersama orangtuanya dan keluarganya untuk bersilaturahmi yang sekaligus mempertali aku untuk membawa ke jenjang pernikahan. Seperti quote yang pernah aku baca  "Wanita tidak perlu istana dan seisinya. Sematkan saja satu cincin di jari manis mereka, maka dimatanya kau sudah mengalahkan raja-raja". Sungguh pasti bahagia menjadi wanita jika menemukan dan memperoleh pria gentle seperti itu, dan aku adalah wanita yang bahagia itu mendapatkan kamu dengan segala rasa yang ada.

Menurutku, proses kami tidaklah begitu panjang, sangat singkat malah sampai akhirnya hari, bulan dan tanggal pernikahan kita ditentukan. Walau tak panjang proses pengenalan kami, namun aku yakin, jika Allah SWT sudah mengatur segala dengan segala kemudahan proses yang kami jalani, memang tidaklah semulus kulit Luna Maya namun kami menikmati itu. Bagi kami ini, kisah kami ini sangatlah jarang sekali dilalui oleh muda mudi zaman sekarang, yang biasanya selalu mengumbar kemesraan, mengumbar keromantisan namun setelahnya saling benci, saling menjelekkan. Bukan begitu tsay?? :)

Semoga tulisan ini menginspirasi ya walau kadang alurnya belum rapi, lagi belajar nulis soalnya :) Happy reading people and have a good day !!!

He's funny. He's adorable. He's sweet. He's Loving. He's awesome. He's perfect. I didn't say name but he popped into your head didn't he ? :)

Selasa, 28 Juni 2016

Story of Aziz & Tyas Part II

Haii.... para pembaca blogger aku, apa kabar kalian semua? Semoga selalu diberkahi Tuhan Yang Maha Esa yaaa.... Amiin Yaa Rabbal’alamin.
Aku mau melanjutkan cerita lagi tentang kisah aku dan Mas Aziz (calon suami) 
Menurutku, kisah aku dengan calon suamiku ini cukup menarik, mengesankan dan meyakinkan aku tentang konsep Jodoh yang pasti akan dipertemukan oleh Allah SWT pada waktu yang tak diduga-duga namun tepat dan indah. Setelah pertemuan pertama aku dengan dia di Tanah Borneo itu dan pertemuan kedua dia datang berkunjung ke rumah untuk menemui kedua orang tua aku, di sana aku coba meyakinkan apakah benar dia jodoh aku atau bukan? Aku coba berbincang dengan Allah SWT dalam malam melalui sajadahNya, aku meminta pendapat dan restu kedua orangtuaku. Karena bagaimana juga jika memang orangtua kita merestui, Allah pun demikian.
Tak disangka, tak dinyana, keberanian dan ke-gentle-an dia untuk mengutarakan niat baik dan serius bersambut dengan baik. Mamah dan Bapak merestui dan Allah SWT mempermudah proses kami untuk menuju ke jenjang berikutnya.
Maret 2016, adalah langkah awal kami untuk menggapai hubungan yang benar-benar di ridhoi Allah. Dia pun membawa keluarganya dari Balikpapan untuk bersilaturahmi ke Cikarang. Selain silaturahmi sebenernya ada tujuan lain, yakni untuk meminang seorang Gadis Cikarang berdarah sunda yang geulisnya luar dalam (itu kata calon aku loh) 
Alhamdulillah, proses pada tahap awal berjalan dengan baik dan lancar. Kami berharap untuk tahap berikutnya lebih lancar, walau kami terpisahkan oleh jarak yang cukup jauh. Memang sungguh tak menyangka bahwa proses yang singkat ini selalu diberkahi dan diridhai Allah SWT.
Pelajaran yang sangat berharga buat kami, bahwa jika kita yakin akan ketetepan Allah SWT pasti Allah akan meridhai dan memudahkan segalanya. Tidak usah meragukan janji Allah yang memang sudah tertuang dalam Al-qur’an, bahwa Allah SWT akan menepati janjiNya. Hanya saja waktu yang tidak secara langsung namun kadang tak diduga serta tepat pastinya.
Aku bersyukur selalu sudah merasakan melewati proses ini. Walau kadang ada sedikit kegalauan dan keraguan yang menyeruak saat semua ini dijalani. 
Yupss....Semua kembali lagi kepada keyakinan kita kepada Allah. Serahkanlah semuanya padaNya, Allah selalu menepati janjinya bahwa Dia akan menjawab apa yang kita minta. Hanya saja seberapa besar usaha kita untuk lebih dekat denganNya agar Dia bantu mempermudah proses kita.
Mungkin segitu dulu cerita tentang aku dan Mas Aziz di part II, nanti kalau kita sudah bersatu dalam ikatan pernikahan aku ceritakan lagi yang lebih HOTSSSSS… HAHAHAHA

Do'akan kami selalu yaaaa biar dimudahkan dan dilancarakan semuanya 

Jumat, 03 Juni 2016

Story of Aziz & Tyas-Part I


Assalamu'alaikum Blogger....

Selamat malam yang cantik di bulan Juni. Malam ini aku mau sedikit menceritakan pengalaman asmara aku. Please jangan pada baper yaaaa. Oke let's see this guys !!!!

07 Januari 2016, adalah hari, bulan dan tahun yang sangat bersejarah buat aku. Kalian tahu kenapa? Karena hari itu, bulan itu dan tahun itu adalah hari pertama aku bertemu langsung dan mengenal langsung calon suami aku "Ainul Aziz".
Ah... calon suami? Rasanya saja aku masih belum percaya kalau dia adalah calon suami aku. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya kalau kita akan sejauh ini. Tidak pernah terpikirkan juga kalau jodoh aku itu kamu. 
Awal kami kenal itu ya dikenalkan dan dijodohkan. Kami adalah sama2 karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan yang sama hanya berbeda lokasi dan department. Aku ditempatkan di Head Office sedangkan dia ditempatkan di branch office. Selama kurang lebih 2 tahun aku bekerja di perusahaan tersebut tidak pernah terlintas sedikit pun untuk menjalin hubungan dengannya. Bahkan untuk bertemu pun aku tidak tahu dan memang tidak ada rencana bahkan niat untuk bertemu secara sengaja sebelumnya. Jangankan bertemu, kenal namanya saja itu lewat data karyawan yang kebetulan memang aku yang handle semua database untuk semua karyawan.
Ya... memang sudah jalan yang ditentukan Allah SWT, karna jodoh, maut dan rezeki memang sudah sangat diatur dengan baik oleh Allah SWT.
Entah di bulan apa tepatnya, aku sudah tidak ingat lagi. Salah satu teman kami, meminta PIN BB aku, katanya sih ada yang mau kenalan sama aku, sesama karyawan tapi dia ditempatkan di branch office daerah Kalimantan Timur. Aku meng-iya-kan dan memberikan pin bb-ku dengan niat menjalin silaturahmi (kan niatnya). Niat menjalin silaturahmi itu pun berlanjut dengan baik walau kami belum mengarah ke arah yang lebih serius loh. Kami berkomunikasi hanya sekedarnya saja, sekedar nanya kerjaan atau sekedar curhat colongan, eehh....
Awal berkenalan tidak pernah terbesit sedikit pun untuk menjalin hubungan sampai seperti sekarang. Alasannya karna jarak dan kita belum saling bertemu sekali pun. Alasan lain itu adalah dia tidak peka dan terlalu cuek sama kode-kode yg ada 
..................

Hari berganti, bulan berganti, tahun pun berganti.......
Kisah kami selalu punya cerita baru. Sebelum kami bertemu langsung, tugas teman-teman yang selalu berusaha menjodohkan kami, yang selalu berusaha meyakinkan aku bahwa aku harus sabar karna dia pasti akan kasih jawaban dan kepastian di waktu yang tepat. Jawaban aku : "Ya kalau sudah jodoh poo memang gak akan kemana, tapi kalau d suruh nunggu dengan tidak pasti cari yang pasti-pasti aja (kaya slogan pertamina)" 

Finally, dengan kekuasaan Allah SWT serta izinNya, aku diberikan kesempatan, rezeki dan keyakinan hati untuk menemuinya saat itu. Perjalanan yang cukup jauh menyebrangi lautan luas yang harus di tempuh untuk bisa menemui dia yang sekarang adalah calon suamiku. Saat itu, aku hanya berniat untuk silaturahmi dan memuaskan rasa penasaran aku tentang dia. Tapi, Allah SWT membukakan jalan dan kesempatan lain untuk kami. Allah SWT memberikan jodoh untuk kami. Aku untuk kamu, kamu untuk aku (begitulah sepertinya).
Sepulangnya aku dari Tanah Borneo itu, ada rasa yang harusnya diungkapkan tapi tak terungkapkan. Rasa itu hanya aku bawa dari Cikarang ke Balikpapan dan balik lagi dari Balikpapan ke Cikarang. Aku menjadi ragu dan berpikir aku akan mundur karena tidak mendapatkan respon yang baik. But, It's because Allah SWT yang Maha Penyayang, beberapa hari kemudian, rasa yang ada saat itu bersambut dengan expectancy diluar dugaan. And then, his ask to me, bahwa dia ingin langsung mendatangi orangtua aku. Seneng, haru dan speechless. He is my man, he so real man 
And the time is, I'm falling in love with him.
Sekitar pertengahan Februari 2016, ahaa.. aku ingat tepat di valentine day, dia datang dengan gagah dan gentle, dengan rasa percaya dan yakin, dengan ke-nervous-an dia but he has counting every risk, menemui orangtua aku. Back sound saat itu adalah Marry your daughter punyanya Daniel ❤❤❤.
Awalnya aku ragu dan belum yakin, but he has assured me that he is the right man to be the companion of my life. Langsung luluh seketika, terutama saat dia meyakinkan bahwa dia akan kembali membawa Ayahnya untuk meresmikan rasa yang ada padanya. For me, he is romantic man and I do I Love Him...

Bersambung..........

Senin, 09 Mei 2016

Surat Untuk Ainul



Haii Mas Ainul tersayang,

Izinkan aku menuliskan beberapa kata dan untaian kalimat ini untuk kamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna bukan pula seorang yang puitis, namun ada beberapa ungkapan isi hati aku yang ingin terungkap. Selamat membaca yaaaa Mas Ainul, bisa siapkan tissue siapa tau baper kan :)

Kamu tidak perlu bertanya sudah berapa banyak hati yang aku lalui sebelum berhenti di kamu. Berapa banyak tatap mata yang membuat aku merasa, “Ini akhirnya, aku siap menepi dan membangun masa depan bersama.” Atau sudah berapa banyak pintu yang aku putar kenopnya, melirik sedikit ke dalamnya kemudian memilih tidak memasukinya karena ternyata tidak nyaman terasa.
Tolong jangan juga bertanya tentang siapa yang paling aku cinta. Apakah aku pernah sakit sebelumya. Pada siapa kamu bisa menempelkan label mantan yang tak lagi boleh dihubungi selama kamu ada. Sebab kini semua tidak lagi terasa signifikan.
Kamu tidak perlu tahu dulu aku sempat sesakit apa. Sebab kamu lebih berhak untuk gadis yang tangguh menyembuhkan diri dari lebam biru. Sebelum bertemu kamu, aku sempat menitipkan hati pada orang yang salah. Dia yang dengan seenaknya melemparkan hati tinggi-tinggi lalu lupa menangkapnya kembali. Hasilnya hati gadismu ini sempat berderak, patah, beberapa saat berdarah. Untuk beberapa saat aku sempat lupa rasanya bahagia. Lupa bahwa masih ada terlalu banyak impian yang layak diperjuangkan di luar sana. Lupa, jika dulu tanpanya aku sempat baik-baik saja.
Kamu tidak perlu tahu gadismu ini sempat terbangun setiap jam 3 pagi karena merasa ada lubang menganga di hati, atau bagaimana dulu gadismu ini memilih rute memutar yang menghabiskan bahan bakar hanya karena tak sanggup lewat tempat-tempat penuh kenangan yang membuat hati bergetar. Biarkan semua proses itu jadi kisah yang membuat aku lebih tegar.

Sebab kamu, sudah tidak lagi layak mendapatkan gadis yang tak mampu menghadapi sakit hatinya sendiri. Kamu berhak didampingi gadis yang dengan tangguh menyembuhkan lukanya dalam sepi. Dan aku mau jadi gadis itu kali ini, menjadi gadismu yang teristimewa.

Biarkan aku mengecup mata lelahmu. Jadi tempat pulang ternyamanmu. Tapi tidak mengeruk cerita tentang hati yang kamu singgahi sebelum kita bertemu.
Beberapa kali kamu pernah bercerita tentang gadis sebelum aku yang sempat membuatmu jatuh cinta. Beberapa tampak anggun dalam fotonya. Banyak yang jauh lebih cantik dari aku, namun rengkuhmu yang menyergap pinggangku tiba-tiba membungkam semua rentetan pertanyaan yang ada. Mereka boleh lebih segalanya, tapi jika kamu tak menepi pada mereka, ikatan sebelumnya memang tak diamini semesta. "Sementara ikatan kita, bisa diusahakan mendapat restu Yang Kuasa."

Kali ini aku tak lagi tertarik bertanya pada siapa saja kamu pernah menitipkan hati. Hal-hal apa yang bersama mereka sudah kamu lalui. Kehangatan khas pasangan kekasih seperti apa yang sudah pernah kalian jalani. Bukan karena aku takut cemburu atau patah hati. Kita sudah sama-sama dewasa. Ada hal yang jauh lebih penting dari meributkan masa lalu yang sudah melesat pergi. Kali ini biarkan aku berubah jadi partner masa kinimu. Jadi orang yang setia mengecup mata lelahmu. Jadi wajah yang pertama kali kamu lihat di bandara selepas kembali dari tugas panjangmu.

Biarkan aku mengusap sayang punggungmu. Membiarkanmu memanjat tubuh atau menggelitik pinggang demi menunjukkan rasa sayangmu, tanpa perlu lagi melibatkan introgasi soal apa yang sudah kamu jalani sebelum kita bertemu.
Barangkali jadi dewasa adalah tak merasa jengah membuka masa lalu. Membiarkanmu melongok ke situ tanpa perlu membuatmu tahu apa yang sudah menangguhkan aku yang kini siap mendampingimu.

Bukan berarti aku tak ingin masa lalunya dimasuki, sungguh, tak ada sedikitpun potongan masa lalu aku yang belum kamu tahu sampai detik ini bahkan sampai makan di mana, seberapa dekat aku membangun hubungan dengan orangtua pasangan sebelumnya, sampai menjawab pertanyaan nakalmu yang iseng mengulik, “hayooo…sudah sempat sejauh apa?”

Menutupi masa lalu yang sudah membentuk aku sekarang jelas bukan hal yang layak dilakukan. Namun kamu tak perlu tahu apa yang sudah aku lalui hingga menjadi gadis yang tak lagi takut akan kesendirian. Sebab kamu berhak didampingi dia yang dengan tenang menangguhkan genggaman. Gadis yang rengkuhannya di lenganmu selalu bisa jadi alasan untuk bekerja keras menghadapi semua tekanan. Gadis yang tak lagi memikirkan sakit hatinya sendiri sebab dia sudah selesai dengan episode gelap yang membentuknya jadi setangguh ini.

Sssttt.... tolong berhenti bertanya tentang bumpy nya jalan yang sempat aku lalui sebelum bertemu kamu. Akan saya kecup bibirmu agar diam jika perlu. Sebab kini, semua sudah tidak sesignifikan itu.
"Satu yang perlu kamu tahu, ada gadis yang kini siap dengan tangguh mendampingimu..."


Sincerely yours,


Gadis yang menyanyi kamu

Dia adalah Hadiah Tuhan

لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ ﴿٤٩...