Izinkan aku menuliskan beberapa kata dan untaian kalimat ini untuk kamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna bukan pula seorang yang puitis, namun ada beberapa ungkapan isi hati aku yang ingin terungkap. Selamat membaca yaaaa Mas Ainul, bisa siapkan tissue siapa tau baper kan :)
Kamu tidak perlu bertanya sudah berapa banyak hati yang aku lalui sebelum berhenti di kamu. Berapa banyak tatap mata yang membuat aku merasa, “Ini akhirnya, aku siap menepi dan membangun masa depan bersama.” Atau sudah berapa banyak pintu yang aku putar kenopnya, melirik sedikit ke dalamnya kemudian memilih tidak memasukinya karena ternyata tidak nyaman terasa.
Tolong jangan juga bertanya tentang siapa yang paling aku cinta. Apakah aku pernah sakit sebelumya. Pada siapa kamu bisa menempelkan label mantan yang tak lagi boleh dihubungi selama kamu ada. Sebab kini semua tidak lagi terasa signifikan.
Tolong jangan juga bertanya tentang siapa yang paling aku cinta. Apakah aku pernah sakit sebelumya. Pada siapa kamu bisa menempelkan label mantan yang tak lagi boleh dihubungi selama kamu ada. Sebab kini semua tidak lagi terasa signifikan.
Kamu tidak perlu tahu dulu aku sempat sesakit apa. Sebab kamu lebih berhak untuk gadis yang tangguh menyembuhkan diri dari lebam biru. Sebelum bertemu kamu, aku sempat menitipkan hati pada orang yang salah. Dia yang dengan seenaknya melemparkan hati tinggi-tinggi lalu lupa menangkapnya kembali. Hasilnya hati gadismu ini sempat berderak, patah, beberapa saat berdarah. Untuk beberapa saat aku sempat lupa rasanya bahagia. Lupa bahwa masih ada terlalu banyak impian yang layak diperjuangkan di luar sana. Lupa, jika dulu tanpanya aku sempat baik-baik saja.
Kamu tidak perlu tahu gadismu ini sempat terbangun setiap jam 3 pagi karena merasa ada lubang menganga di hati, atau bagaimana dulu gadismu ini memilih rute memutar yang menghabiskan bahan bakar hanya karena tak sanggup lewat tempat-tempat penuh kenangan yang membuat hati bergetar. Biarkan semua proses itu jadi kisah yang membuat aku lebih tegar.
Sebab kamu, sudah tidak lagi layak mendapatkan gadis yang tak mampu menghadapi sakit hatinya sendiri. Kamu berhak didampingi gadis yang dengan tangguh menyembuhkan lukanya dalam sepi. Dan aku mau jadi gadis itu kali ini, menjadi gadismu yang teristimewa.
Biarkan aku mengecup mata lelahmu. Jadi tempat pulang ternyamanmu. Tapi tidak mengeruk cerita tentang hati yang kamu singgahi sebelum kita bertemu.
Beberapa kali kamu pernah bercerita tentang gadis sebelum aku yang sempat membuatmu jatuh cinta. Beberapa tampak anggun dalam fotonya. Banyak yang jauh lebih cantik dari aku, namun rengkuhmu yang menyergap pinggangku tiba-tiba membungkam semua rentetan pertanyaan yang ada. Mereka boleh lebih segalanya, tapi jika kamu tak menepi pada mereka, ikatan sebelumnya memang tak diamini semesta. "Sementara ikatan kita, bisa diusahakan mendapat restu Yang Kuasa."
Kali ini aku tak lagi tertarik bertanya pada siapa saja kamu pernah menitipkan hati. Hal-hal apa yang bersama mereka sudah kamu lalui. Kehangatan khas pasangan kekasih seperti apa yang sudah pernah kalian jalani. Bukan karena aku takut cemburu atau patah hati. Kita sudah sama-sama dewasa. Ada hal yang jauh lebih penting dari meributkan masa lalu yang sudah melesat pergi. Kali ini biarkan aku berubah jadi partner masa kinimu. Jadi orang yang setia mengecup mata lelahmu. Jadi wajah yang pertama kali kamu lihat di bandara selepas kembali dari tugas panjangmu.
Biarkan aku mengusap sayang punggungmu. Membiarkanmu memanjat tubuh atau menggelitik pinggang demi menunjukkan rasa sayangmu, tanpa perlu lagi melibatkan introgasi soal apa yang sudah kamu jalani sebelum kita bertemu.
Barangkali jadi dewasa adalah tak merasa jengah membuka masa lalu. Membiarkanmu melongok ke situ tanpa perlu membuatmu tahu apa yang sudah menangguhkan aku yang kini siap mendampingimu.
Bukan berarti aku tak ingin masa lalunya dimasuki, sungguh, tak ada sedikitpun potongan masa lalu aku yang belum kamu tahu sampai detik ini bahkan sampai makan di mana, seberapa dekat aku membangun hubungan dengan orangtua pasangan sebelumnya, sampai menjawab pertanyaan nakalmu yang iseng mengulik, “hayooo…sudah sempat sejauh apa?”
Menutupi masa lalu yang sudah membentuk aku sekarang jelas bukan hal yang layak dilakukan. Namun kamu tak perlu tahu apa yang sudah aku lalui hingga menjadi gadis yang tak lagi takut akan kesendirian. Sebab kamu berhak didampingi dia yang dengan tenang menangguhkan genggaman. Gadis yang rengkuhannya di lenganmu selalu bisa jadi alasan untuk bekerja keras menghadapi semua tekanan. Gadis yang tak lagi memikirkan sakit hatinya sendiri sebab dia sudah selesai dengan episode gelap yang membentuknya jadi setangguh ini.
Sssttt.... tolong berhenti bertanya tentang bumpy nya jalan yang sempat aku lalui sebelum bertemu kamu. Akan saya kecup bibirmu agar diam jika perlu. Sebab kini, semua sudah tidak sesignifikan itu.
"Satu yang perlu kamu tahu, ada gadis yang kini siap dengan tangguh mendampingimu..."
Sincerely yours,
Gadis yang menyanyi kamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar