Assalamu'alaikum Wb. Wb.
Happy weekend bunda - bunda profesional nan shalehah kebanggaan keluarga.. Wauuuahhh.. sudah ketemu weekend lagi yaa, artinya sudah waktunya mengumpulkan NHW lagi niih.. hehehe... Aku baru bisa mengerjakan NHW itu setiap weekend karena kalau weekday full time mengurus buah hati, kan suami libur kerja di weekend jadi bisa gantian gitu deh jagain si bayi yang Alhamdulillah hari ini sudah memasuki 3 bulan. Time so fast yaaa.. sudah 3 bulan saja anak bayi menggemaskan itu bersama - sama dengan aku. Banyak sekali amazing moment yang sudah kami lewati selama ini, namun masih banyaklah moment - moment yang harus kami lewati setelah ini.
Kebetulan, materi perkuliahan online di IIP minggu ini adalah tentang "Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga". Ahhh.... aku ingin sekali menggapai predikat ini menjadi Ibu yang profesional kebanggaan keluarga. Ada beberpa sub materi yang dibahas untuk menjadi Ibu profesional dalam perkuliahan tersebut, diantaranya adalah ;
- Apa itu Ibu profesional ?
- Apa itu komunitas Ibu profresional ?
- Bagaimana tahap - tahapan untuk menjadi Ibu profesional ?
- Apa saja indikator keberhasilan Ibu profesional ?
Nah.. materi - materi tersebut adalah kunyahan yang sangat mengigit di minggu ini buat aku. Apa kalian setuju jika aku membahas materi - materi tersebut di sini? Mana dong suaranyaaa.... Setuju aja deh ya biar cepat :p
Baiklah sebelum aku membagikan pembahasan tentang NHW minggu kedua ini, aku akan membahas materi - materinya dulu yaa. Sudah siap menyimak dan memahami kan yaaa... let's read it !!!!
Apa itu Ibu Profesional ?
Apa yang terbesit dalam pikiran kalian membaca kata"Ibu profesioanal"? Apa sih Ibu profesional itu?
Baiklah, kita akan mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna ;1) perempuan yang telah melahirkan seseorang; 2) sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami; 3) panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4) bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari; 5) yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota.
Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna 1) bersangkutan dengan profesi; 2) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak, dan lain - lain.
Berdasarkan dua makna tersebut di atas, seorang perempuan yang menyanding gelar IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang :
- Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
- Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik
Bagaimana para Ibu dan calon Ibu, sudah mendapat gambaran kan mengenai Ibu Profesional? Apakah kita sudah layak mendapat gelar "Ibu Profesional" ? Untuk lebih meyakinkan lagi dan memahami agar kita dapat menjadi Ibu Profesional yang membanggakan keluarga akan aku bahas lagi sub materi berikutnya.
Apa itu Komunitas Ibu Profesional ?
Seperti yang sudah aku perkenalkan di tulisanku minggu lalu mengenai komunitas Ibu Profesional, lalu mengapa aku mengikuti komunitas tersebut. Aku merasa belajar itu tidak bisa sendirian, harus ada gurunya, dan tentu saja berjamaah itu lebih baik agar konsistensi dan semangat belajar bisa terjaga. Oleh karenanya aku mengikuti komunitas yang mewadahi para ibu professional, yakni sebuah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu. Aku berterima kasih sekali karena ada forum pembelajaran seperti yang aku ikuti. Mungki itu juga kali ya yang melatar belakangi mengapa Ibu Septi Peni mendirikan Institut Ibu Profesional (IIP).
Selain memberikan wadah belajar untuk para perempuan agar dapat menjadi Ibu profesional, Ibu Septi Peni pun memiliki visi dan misi yang mendasari agar Institut Ibu Profesional dapat melangkah lebih terukur dan terarah. Visi dan misi yang dikemban oleh Institut Ibu Profesional adalah ;
![]() |
www.maritaningtyas.com |
MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
- Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anaknya.
- Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.
- .Meningkatkan rasa percaya diri ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
- Meningkatkan peran ibu menjadi "change agent" (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang.
VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
Menjadi komunitas pendidikan perempuan Indonesia yang unggul dan profesional sehingga bisa berkontribusi kepada negara ini dengan cara membangun peradaban bangsa dari dalam internal keluarga.
Bagaimana Tahapan- Tahapan dan Indikator Menjadi Ibu Profesional
Seorang ibu yang disematkan dengan predikat professional jika ia telah “Menjadi Kebanggaan Keluarga”, tentu saja di mata suami dan anak-anaknya, karena merekalah yang paling berhak pertama kali mendapatkan ibu dan istri yang terbaik di mata mereka.
Nah, setelah kita mengenal apa yang dimaksud dengan ibu professional, lalu bagaimana sih untuk mendapatkan predikat ibu profesional? Berikut adalah 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional, serta indikator apa saja yang bisa menentukan pencapaian kita dalam tahapan-tahapan tersebut.
a) Bunda Sayang – merupakan tahapan pertama dimana seorang Ibu harus memperkaya dirinya dnegan ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas sebagai Ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga dapat menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya.
![]() |
www.maritaningtyas.com |
Adapun indikator yang bisa kita pertanyakan pada diri sendiri tentang pencapaian kita di tahapan ini yaitu;
- Apakah anak - anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?
- Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istri mendidik anak - anak sehingga keinginannya terlibat lebih dalam pendidikan anak semakin tinggi?
- Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?
- Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak - anak?
b) Bunda Cekatan – tahapan kedua dimana seorang Ibu perlu menimba ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas sebagai Ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.
![]() |
www.maritaningtyas.com |
Indikator untuk mencapai tahap tersebut adalah ;
- Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?
- Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai "kasir" keluarga sekarang menjadi "manager keuangan keluarga"
- Berapa ilmu tentang manjemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?
- Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga?
c) Bunda Produktif – Untuk mencapai tahapan ketiga ini, yakni Ibu dikatakan Ibu produktif, maka penting bagi seorang Ibu untuk menambah ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri Ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga Ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya.
![]() |
www.maritaningtyas.com |
So, apakah kita sudah produktif untuk saat ini? Jika kita telah merasa bahwa kita telah produktif, mari kita check seberapa produktifkah diri kita saat ini?
- Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
- Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang du ranah minat dan bakat kita tersebut
- Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
- Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?
d) Bunda Shalehah - adalah tahapan tertinggi bagi seorang Ibu untuk dapat menjadi Ibu yang profesional kebanggan keluarga. Untuk mencapai tahapan tertinggi ini, seorang Ibu diharuskan mempelajari ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran Ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.
![]() |
www.maritaningtyas.com |
Indikator yang harus kita nilai untuk menentukan apakah kita sudah mencapai tahapan Bunda Shaleha yaitu;
- Nilai - nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
- Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
- Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
- Apakah kita merasa bahagian dengan program tersebut?
Menjadi Kebanggaan Keluargaku
Setelah mendapat dan mencoba mengunyah materi yang diberikan fasilitator dalam kelas minggu kedua ini, kami pun memulai berdiskusi. Diskusinya heboh sekali, kelihatan sekali excited para Ibu - Ibu dikelas tersebut yang ingin terus belajar untuk menjadi lebih baik sehingga dapat menjadi kebanggaan keluarganya. Nahh.... untuk dapat lebih memahami dan mencoba mengaplikasikan apa yang telah dipelajari dari materi kelas tersebut, tibalah fasilitator memberikan NHW #2 yang sesuai denga tema. NHW kali ini cukup membuat aku agak cooling down karena diminta membuat "CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN" baik sebagai individu, istri dan Ibu. Duh....ini membutuhkan semedi yang kuat untuk menentukan indikatornya.
Kami diminta untuk menyusun indikator yang tidak muluk-muluk dan harus bisa dijalankan. Dalam proses menyusun checklist ini, mau tidak mau aku harus melakukan wawancara dengan suami seharusnya dengan anak juga sih namun kan anakku baru 3 bulan mana bisa diajak wawancara. Dari suami, aku perlu tahu indikator istri semacam apa sebenarnya yang bisa membuat dirinya bahagia. Sedangkan dari anak, aku perlu membuat indikator apa yang akan aku lakukan sebagai Ibu agar anak aku bahagia. Karena anakku masih bayi jadi indikator yang nanti aku susun akan berbeda dari Ibu - Ibu yang sudah dapat mewawancari anaknya. Proses ini membuat aku menjadi tau bagaimana aku dimata suami dan bagaimana seharusnya aku untuk anakku. Jawaban dari suami sungguh membuat hati ini agak melting karena ternyata selama ini, suami sudah bahagia dengan aku yang apa adanya katanya...
Dalam menyusun checklist ini, wajib banget untuk memenuhi syarat SMART, yaitu;
- SPECIFIC (unik/detil)
- MEASURABLE (terukur, contoh: dalam 1 bulan, 4 kali sharing hasil belajar)
- ACHIEVABLE (bisa diraih, tidak terlalu susah dan tidak terlalu mudah)
- REALISTIC (Berhubungan dengan kondisi kehidupan sehari-hari)
- TIMEBOND ( Berikan batas waktu)
![]() |
www.maritaningtyas.com |
Finally, dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim aku memulai mengerjakan NHW #2 yaitu membuat checklist indikator dari hasil instropeksi diri dan wawancara suami serta bermain bersama si bayi. Sebetulnya membuat checklist ini adalah tantangan tersendiri untuk aku, dan sebuah pembelajaran agar aku dapat konsisten serta istiqomah dalam menjalankan indikator - indikator yang sudah dibuat demi mencapai tujuan yang diharapkan. Memang ya untuk menjadi sebuah kebanggaan itu memerlukan perjuangan, kerja keras juga konsistensi menjalankannya. Bismillah.. Let's do it and I can do it. Believe it!!!
A. Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan Sebagai Individu
Saat mengerjakan NHW ini, aku merasa diriku sebagai seorang individu perlu sekali berbenah diri dan memperbaiki diri, untuk itu aku sebagai individu membuat sebuah indikator yang aku kaitan hubunganku sebagai individu dengan Allah SWT dan hubunganku sebagai individu dalam masyarakat. Berikut ini adalah indikator yang sudah aku susun ;
A.1. Menjadi individu yang lebih beriman dan bertaqwa
Untuk menjadi individu yang lebih beriman dan bertaqwa, berikut adalah indikator yang dibuat ;
- Memperbaiki waktu shalat fardu
- Memperbaiki bacaan Al - qur'an dan meningkatkan waktu membaca Al - qur'an
- Merutinkan tilawah minimal satu lembar setiap habis shalat Fardu
- Merutinkan kembali shalat sunnah, antara lain ; rawatib, dhuha, hajat, tahajjud
- Mulai mengikuti kajian ilmu dan liqo
A.2. Menjadi individu yang memberikan manfaat kepada masyarakat
Adapun indikatornya adalah ;
- Bersosialisasi dengan tetangga dan masyarakat sekitar
- Saling senyum dan sapa ketika bertemu dengan tetangga
- Mengikuti kegiatan yang diadakan di lingkungan tempat tinggal
- Jika menulis status di media sosial sebaiknya menuliskan sebuah informasi yang berbobot
- Mengkonsistenkan menulis blog apabila mendapatkan informasi yang bermanfaat untuk dibagikan
B. Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan Sebagai Istri
Untuk membuat checklist indikator ini aku harus melakukan obrolan bersama suami. Sebenarnya sih aku sudah menduga jawaban suami ketika aku tanya, pasti jawaban tak jauh seputar "jangan moody-an dan kurang - kurangi lah cemburu sama curiganya" aissh..... tebakan aku tak meleset sedikit pun. Apa yang menjadi jawaban suami ternyata sama persis dengan dugaan aku.. Hampura yaaang, aku hanyalah perempuan yang punya hati dan rasa sakit. Wajar atuhlah kalau cemburu mah da kamu kasep :p. Siti Aisya saja suka cemburu sama Nabi Muhammad SAW, ngelesnya aku kalau di nasehatin suami tentang sifat pencemburuku.. Ahahahaa.. Atuh da sekarang jamannya banyak pelakor yaaak. Suami hanya bisa berdecak heran. ahahaa..
Baiklah, berikut ini indikator profesionalisme perempuan sebagai seorang istri
- Lebih sabar dan dapat mengatur emosi
- Tidak moody-an
- Kurangi rasa cemburu dan curiga sama suami
- Dapat membagi waktu antara kewajiban sebagai istri dan Ibu
- Lebih banyak senyum daripada cemberut
- Be your self
C. Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan Sebagai Ibu
Nah.. dalam membuat checklist indikator profesionalisme perempuan sebagai Ibu ini adalah sesuai dengan kondisi aku saat ini. Oleh karena, Sheeva masih berusia 3 bulan jadi jika diajak mengobrol pun hanya senyum sambil haoohaooo hakeeeng haaooo. Sheeva pasti mau Maminya selalu ada buat dia dan mengASIhi dia sampai dua tahun.
Ini adalah indikator profesionalisme perempuan ketika aku sebagai Ibu ;
- Memberikan ASI eksklusif hingga Sheeva berusia 2 tahun
- Lebih dapat mengontrol emosi
- Membantu Sheeva belajar memiringkan badan dan tengkurab
- Membacakan dogeng atau buku cerita kepada Sheeva
- Mengenalkan berbagai suara kepada Sheeva
- Mengenalkan berbagai warna kepada Sheeva
- Mengenalkan Sheeva anggota keluarga, terutama keluarga inti seperti; Ayah, Ibu, Kakek, Nenek, Om dan Tante
Karena Sheeva masih sangat membutuhkan peran aku sebagai Ibunya, aku berdiskusi dengan suami bahwa aku mungkin tak akan kembali ke ranah publik. Aku ingin membersamai Sheeva dalam tumbuh kembangnya, aku ingin menjadi orang pertama yang menyaksikan setiap moment perkembangannya dan aku ingin menjadi orang pertama pula yang mengajarkan Sheeva berbagai hal terutama untuk pembelajaran agamanya. Aku teringat wejangan Bu Septi Peni bahwa "rejeki itu pasti, kemulianlah yang harus dicari"
Alhamdulillah selesai sudah NHW#2 ini. Semoga aku bisa konsisten dan istiqomah ya dalam menjalankan checklist aku ini minimal untuk satu bulan kedepan, dan semoga dapat melakukan continues improvement agar tercapai goal aku untuk menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga. Btw, apakah teman - teman juga punya standarisasi seperti ini? Jangan - jangan teman - teman sudah lebih jago dari aku niihh.. Coba yuuuk share di kolom komentar. Hatur nuhun ☺
Quote of the week :" Bersungguh- sungguhlah di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu. Tidak ada hukum terbalik - Dodik Mariyanto"
Mantap mba, semoga istiqomah ya..
BalasHapus