Teruntuk kamu, lelakiku tersayang...
Jika Habibi memiliki Ainun
Aku pun memiliki Ainul
Jika Habibi begitu mencintai Ainun
Aku pun begitu mencintai Ainul
Do'aku, agar selalu bisa bersama Ainul
Layaknya kebersamaan Habibi dan Ainun
Sayang... sudah 18 bulan kita bersama - sama mengarungi perahu pernikahan. Ombak tenang dan ombak yang berguncang pun kerap menghatam perahu kita. Perahu kita sempat oleng di terpa badai permasalah. Namun, Allah sudah menyelematkan kita bahkan menambahkan penumpang dalam perahu kita. Putri cantik nan shalehah itu adalah hadiah Allah.
Sayang... Kamu tidak perlu bertanya sudah berapa banyak hati yang aku lalui sebelum berhenti di kamu. Berapa banyak tatap mata yang membuat aku merasa, “Ini akhirnya, aku siap menepi dan membangun masa depan bersama.” Atau sudah berapa banyak pintu yang aku putar kenopnya, melirik sedikit ke dalamnya kemudian memilih tidak memasukinya karena ternyata tidak nyaman terasa.
Namun dengan kamu, saat bertemu kamu, ada desiran kenyaman dalam hati serta keyakinan yang aku pun tak tau bagaimana bisa itu terjadi. Mungkin inilah jalan Allah yang sudah direncanakannya? Mungkin inilah seseorang yang Allah pilih untuk menjadi "Mata dan Cahaya" bagiku dan anak - anak kami dalam dunia? Pertanyaan itu yang selalu terpikirkan olehku.
Dalam keyakinan dan kebimbangan hatiku kepadamu, Allah-lah yang menjadi pengaduanku. Sujud shalatku dan lirihan do'a dalam qiyamul lail, terus berusah meyakinkanku akan dirimu. Sampai pada saatnya, aku benar - benar yakin ketika kamu dengan gentle mempertanggung jawabkan perasaanmu. Kamu datang kepada waliku untuk memintaku dengan baik. Dan itulah seharusnya yang memang agama ajarkan.
Aku melting yaaang saat itu. Aku menjadi sangat yakin ketika restu orangtuaku mengalir bersama do'a - do'a mereka. Dimata mereka pun kamu laki - laki yang baik dan mereka percaya bahwa kamu yang terbaik untuk anaknya, untuk cucunya.
Sayangku... Imamku... Ainul-ku... Aku tau, aku masih jauh dari istri yang sempurna dan masih terus selalu belajar untuk menjadi istri yang kau inginkan agar kau tak lagi tergoda oleh wanita lain selain aku, istrimu, istri halalmu. Saat ini, aku pun harus belajar untuk menjadi ibu yang baik untuk anak kita. Tetapi untuk itu, aku membutuhkanmu. Aku butuh bimbinganmu, aku butuh dukunganmu dan terpenting aku butuh do'a darimu.
Suamiku.... Pintu syurgaku... Tetaplah setia denganku, tetaplah dampingi kami, aku dan anakmu. Janganlah kamu mencoba memasuki orang lain dalam keluarga kita ya yaaang.. Sudah cukup, kekhilafanmu. Walau Allah menjanjikan syurga bila aku ikhlas namun bukan syurga itu yang aku rindukan.
Sayang... Biarkan hanya aku yang selalu mengecup mata lelahmu. Biarkan hanya aku yang mengusap sayang punggungmu. Membiarkanmu memanjat tubuh atau menggelitik pinggang demi menunjukkan rasa sayangmu. Biarkan hanya aku yang mendampingimu untuk membangun keluarga sakinah, mawaddah warrahmah. Biarkan hanya aku yang menjadi tempat pulang ternyamanmu.
Biarkan hanya aku yang menjadi rumahmu ketika kamu lelah di luar sana. Rumah bagi tawamu yang pecah karena bahagia. Rumah bagi dukamu saat mereka yang tak lagi bersamamu. Rumah bagi tanyamu ketika sudah tak ada lagi yang menjawabmu. Rumah bagi sakitmu ketika lukisan yang ternyata tak seindah bayangan.
Suamiku.... Saat ini, ruang pernikahan kita semakin ramai bukan? Ketika sudah ada si kecil yang menambah kebahagian. Dampingilah kami selalu karena kami sudah menemukan kenyaman berada dekat kamu. Biarkan kami selalu bersandar di bahumu ketika kami gundah dan peluklah kami dalam dekapan ternyamanmu.
Semoga Allah selalu menjaga rumah tangga kita, keluarga kita. Karena mulai saat ini kita harus selalu berjalan bergandengan untuk menjadi orang tua yang terbaik untuk buah cinta kita. Jaga selalu hati dan cinta kami yaa suamiku..
Sincerely yours,
Istri yang senantiasa mencintaimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar