![]() |
Wisuda Mamah - foto pribadi |
Ibu..banyak sekali yang ingin diceritakan tentang Ibu. Ibu adalah wanita yang Tuhan ciptakan dengan segala keistimewaannya. Ibu.. saat mengandungku 9 bulan 10 hari, nyawanya dipertaruhkan, walau demikian beliau sangat bahagia jika melahirkan anak yang sehat dan sempurna.
Ya tentang Ibu... Ketika aku mendengar kata "Ibu" ada perasaan yang mengusik dan sulit untuk dijelaskan. Yang jelas ada kecemasan yang mengusik hati dan pikiran, sudahkah aku membahagiakan Ibu? Sudahkah aku membuat Ibu bangga? Sudahkah aku berbakti kepada Ibu? Ah.. rasanya apa yang sudah aku berikan belum bisa membalas semua jasa Ibu kepadaku.
Sembilan bulan sepuluh hari aku berada dalam kandungan Ibu, mengusik hari - hari Ibu dengan segala perubahan karena mengandungku, namun Ibu tetap bahagia dan selalu mendo'akan aku. Ibu yang sudah bersusah payah menyapihku selama 2 tahun, mengurus segala keperluanku, menenangkan ketika aku rewel, mengajari aku tentang ilmu - ilmu kehidupan dan menjaga kita sebagai anaknya dari segala ancaman dan marabahaya.
Jikalau dipikir dan direnungi, kurang apa kasih sayang seorang Ibu? Maka dari itu, Allah SWT sungguh memuliakan seorang Ibu, seperti dalam Al-qur'an dan Al-hadist yang dijelaskan ;
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِير
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)
Nabi Muhammad SAW pun bersabda dalam hadist yang diriwayatkan Imam Bukhori dan Muslim tentang bakti kita kepada Ibu ;
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Menjadi seorang Ibu akan membuat kita sadar bahwa kita dapat melakukan apapun. Berkarir dengan waktu kerja, 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, 30 hari dalam sebulan, sepanjang tahun bahkan sepanjang hidupnya. Menjadi seorang Ibu adalah perubahan nyata. Saat Allah SWT menghendaki kita untuk menjadi perempuan istimewa tersebut, akan ada perubahan nyata dalam hidup kita. Namun Ibu tak pernah mengeluhkan jasanya untuk anak - anaknya. Masih wajarkah kita membantah seorang Ibu? Ibu....tempat ternyaman untuk pulang, tempat ternyaman untuk mempelajari hal - hal yang baru. Ibu... setiap do'amu adalah kemudahan dan keberahan dalam hidupku. Ibu... setiap air matamu adalah jalan syurgamu kelak.
Saat aku jauh dari Ibu yang selalu aku rindukan adalah masakan Ibu. Bagiku masakan Ibu adalah warisan tangan Ibu yang menakjubkan. Melalui masakan Ibu, aku belajar tentang bagaimana Ibu mengatur waktu dengan baik, bagaimana Ibu menuangkan cinta dan kasih sayang melalui racikan bumbu di setiap masakannya. Melalui masakan Ibu, aku juga belajar bagaimana Ibu menjaga dan mengatur setiap nilai gizi yang disajikan pada masakan demi kesehatan dan kecerdasan suami dan anaknya. Bagiku masakan Ibu adalah warisan yang tak ternilai harganya. Karena aku adalah anak perempuan Ibu dan saat ini adalah seorang istri dan calon Ibu pula, warisan Ibu yang Ibu ajarkan kepadaku, membuatku dapat dicintai suami.
Ibu..... Rasa terima kasih yang aku ucapkan rasanya tidak cukup untuk membalas segala jasamu.
Ibu..... Maafkan anakmu ini yang belum bisa membanggakanmu, masih suka melupakanmu karena kesibukanku, masih suka melawan perintahmu
Ibu..... Tetaplah do'akan aku, karena do'amu adalah segala kemudahan dan keridhaian Allah SWT
Ibu.... Engkaulah bidadari syurgaku
#onedayonestatus
#day8
#belajarmenulis
#IIPKaltimra
Ya tentang Ibu... Ketika aku mendengar kata "Ibu" ada perasaan yang mengusik dan sulit untuk dijelaskan. Yang jelas ada kecemasan yang mengusik hati dan pikiran, sudahkah aku membahagiakan Ibu? Sudahkah aku membuat Ibu bangga? Sudahkah aku berbakti kepada Ibu? Ah.. rasanya apa yang sudah aku berikan belum bisa membalas semua jasa Ibu kepadaku.
Sembilan bulan sepuluh hari aku berada dalam kandungan Ibu, mengusik hari - hari Ibu dengan segala perubahan karena mengandungku, namun Ibu tetap bahagia dan selalu mendo'akan aku. Ibu yang sudah bersusah payah menyapihku selama 2 tahun, mengurus segala keperluanku, menenangkan ketika aku rewel, mengajari aku tentang ilmu - ilmu kehidupan dan menjaga kita sebagai anaknya dari segala ancaman dan marabahaya.
Jikalau dipikir dan direnungi, kurang apa kasih sayang seorang Ibu? Maka dari itu, Allah SWT sungguh memuliakan seorang Ibu, seperti dalam Al-qur'an dan Al-hadist yang dijelaskan ;
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِير
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)
Nabi Muhammad SAW pun bersabda dalam hadist yang diriwayatkan Imam Bukhori dan Muslim tentang bakti kita kepada Ibu ;
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Menjadi seorang Ibu akan membuat kita sadar bahwa kita dapat melakukan apapun. Berkarir dengan waktu kerja, 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, 30 hari dalam sebulan, sepanjang tahun bahkan sepanjang hidupnya. Menjadi seorang Ibu adalah perubahan nyata. Saat Allah SWT menghendaki kita untuk menjadi perempuan istimewa tersebut, akan ada perubahan nyata dalam hidup kita. Namun Ibu tak pernah mengeluhkan jasanya untuk anak - anaknya. Masih wajarkah kita membantah seorang Ibu? Ibu....tempat ternyaman untuk pulang, tempat ternyaman untuk mempelajari hal - hal yang baru. Ibu... setiap do'amu adalah kemudahan dan keberahan dalam hidupku. Ibu... setiap air matamu adalah jalan syurgamu kelak.
Saat aku jauh dari Ibu yang selalu aku rindukan adalah masakan Ibu. Bagiku masakan Ibu adalah warisan tangan Ibu yang menakjubkan. Melalui masakan Ibu, aku belajar tentang bagaimana Ibu mengatur waktu dengan baik, bagaimana Ibu menuangkan cinta dan kasih sayang melalui racikan bumbu di setiap masakannya. Melalui masakan Ibu, aku juga belajar bagaimana Ibu menjaga dan mengatur setiap nilai gizi yang disajikan pada masakan demi kesehatan dan kecerdasan suami dan anaknya. Bagiku masakan Ibu adalah warisan yang tak ternilai harganya. Karena aku adalah anak perempuan Ibu dan saat ini adalah seorang istri dan calon Ibu pula, warisan Ibu yang Ibu ajarkan kepadaku, membuatku dapat dicintai suami.
Ibu..... Rasa terima kasih yang aku ucapkan rasanya tidak cukup untuk membalas segala jasamu.
Ibu..... Maafkan anakmu ini yang belum bisa membanggakanmu, masih suka melupakanmu karena kesibukanku, masih suka melawan perintahmu
Ibu..... Tetaplah do'akan aku, karena do'amu adalah segala kemudahan dan keridhaian Allah SWT
Ibu.... Engkaulah bidadari syurgaku
#onedayonestatus
#day8
#belajarmenulis
#IIPKaltimra