Minggu, 18 Februari 2018

NHW #4 ; Mendidik Anak dengan Kekuatan Fitrah





Assalammu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Haiii guys... Apa kabar? Btw, happy long weekend yaa and Gong Xi Fa Chai bagi yang merayakan. Kali ini aku kembali dengan pritilan Nice Homework dari kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch #5. Alhamdulillah, sudah masuk minggu keempat dengan tugas yang semakin menantang hati, jiwa, pikiran dan badan.. tsaaah..

Setelah minggu lalu para penghuni kelas matrikulasi diajak berpikir tentang "Membangun Peradaban dari Dalam Rumah", minggu ini kami 'diteror' dengan materi tentang mendidik dengan kekuatan fitrah. Sangat jelas ya guys, pada benang merahnya antara bagaimana membangun peradaban dengan mendidik berdasarkan fitrah. Tidak akan terbangun sebuah peradaban jika orang tua tidak mampu menemukan, menjaga dan menumbuhkembangkan fitrah anak-anaknya.

Allah menurunkan manusia ke muka bumi dengan fitrah sebagai modal utama untuk menjadi khalifah, termasuk anak-anak kita. Biasanya orang tua, khususnya orang tua-orang tua baru kaya aku, pada awalnya selalu gagap dan kebingungan menjalani peran sebagai orang tua. Ikut seminar sana-sini, semua buku dilahap, artikel parenting di semua media diambil, akhirnya jadi galau dan bingung sendiri menerapkannya. Padahal kalau kita mau menggali lebih dalam, Allah sudah menyiapkan anak-anak dengan modalnya, kita tinggal menemukan dan mengarahkan sesuai kehendakNYA.

Pendidikan Anak dengan Kekuatan Fitrah




Alhamdulillah guys, melalui kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional aku kembali diingatkan mengenai mendidik dengan kekuatan fitrah. I will share a part of the lesson here, so that we can learn it together

Kalian merasa gak sih kalau selama ini kita heboh pada "apa yang harus dipelajari anak-anak kita", bukan pada "untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut". Sehingga kadang kita dibingungkan karena memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anak kita tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya. Hmmm... Iya juga sih yaa?
Nah.. Sebetulnya aAada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH. Meski terlihat sederhana, namun untuk bisa menjalani proses tersebut ada beberapa tahap yang harus anda jalankan;

  • Bersihkan hati nurani kita, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan.
  • Gunakan mata hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidak  akan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.
  • Pahami fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, fitrah belajar, fitrah bakat, fitrah Perkembangan, fitrah Seksualitas dan lainnya.
  • Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogikan diri kita dengan seorang petani organik.
  • Selanjutnya tugas kita adalah MENEMANI, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses. Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.
  • Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara WAKTU BERSAMA ANAK dan WAKTU DENGAN ANAK. Bersama anak itu artinya kita dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Sedangkan waktu dengan anak, kita dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana. Anaknya mainan sendiri, ibunya asyik online main hp #plak
  • Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena semua anak itu very limited special edition. Tidak ada anak yang diciptakan sama, semua anak itu unik, bahkan anak kembar sekalipun.

Mendidik itu bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dan sebagainya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, dan menguatkan fitrah anak kita sendiri. Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran? Lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca?






Memulai Proses Mendidik dengan Kekuatan Fitrah

Sebelum memulai menggali lebih dalam tentang fitrah anak-anak kita, saatnya untuk lebih mengenali diri sendiri dengan cara menemukan misi hidup dan misi keluarga. Dua misi ini yang nantinya akan menuntun kita untuk bisa mendidik anak secara fitrah. Dan inilah inti dari NHW #4 kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional kali ini.

Dibandingkan NHW - NHW sebelumnya, menurutku NHW #4 ini lebih mudah dikerjakan, karena para murid hanya diminta untuk melakukan review NHW #1, #2 dan #3. Namun pada prosesnya, NHW #4 ini membutuhkan konsistensi alias keistiqomahan dalam pelaksanaannya. Selain itu juga dibutuhkan momen pembersihan diri agar bisa menemukan kehendak Allah terhadap diri sehingga bisa merumuskan misi hidup dan misi keluarga.

Adapun rangkaian poin-poin dalam NHW #4 sebagai berikut;

a) Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?

baca juga: NHW #1;  Adab Menuntut Ilmu

Di NHW #1 saat fokus pada adab menuntut ilmu dan diminta untuk memilih jurusan ilmu di universitas kehidupan, aku memilih untuk mempelajari jurusan ilmu tentang menjadi seorang Ibu yang beradab dan berilmu. Setelah aku membaca kembali catatanku mengenai ini dan melakukan review selama beberapa hari, aku yakin telah tepat memilih jurusan yang ingin aku pelajari.

Menjadi ibu memang alamiah dan natural, namun menjadi Ibu yang memiliki adab yang baik dan berilmu pula, sangatlah dibutuhkan segudang wawasan dan bekal yang cukup demi membantu anak-anak menemukan fitrahnya dan membangun peradaban dari dalam rumah. Apalagi dunia yang akan dihadapi anak-anak merupakan dunia yang berbeda; dunia yang lebih maju secara teknologi, namun turun drastis secara adab. Dunia yang dipenuhi dengan gadget, sosial-sosial media, channel-channel televisi yang bisa menjadi musuh mematikan jika tidak diatur sebaik mungkin. Karena alasan itulah aku tetap akan mempertahankan belajar mengenai hal-hal apa saja yang harus dikuasai untuk menjadi Ibu yang memiliki adab dan ilmu. Ibu yang tak sekedar menyandang gelar ibu karena telah mengandung dan melahirkan anak, namun sebenar-benarnya ibu yang menjadi guru pertama dan utama untuk anak-anak yang aku lahirkan, dan juga sebagai seorang ibu - pendamping ayah - yang akan menjadi teman dan rumah paling nyaman untuknya pulang. Dan tentu saja seorang ibu yang bisa merangkul lingkungan sekitarnya dan menebarkan manfaat meski hanya seujung kuku.

b) Mari kita lihat Nice Homework #2,  sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.


Well, mengikuti kelas matrikulasi ini, sangatlah menantang adrenalinku untuk tidak moody dan belajar mengikuti aturan yang telah aku tetapkan. Bagaimana aku bisa mengajak anak patuh pada aturan, kalau ibunya saja belum sanggup konsisten pada aturan yang dia buat? #selfreminder

Sebetulnya checklist yang aku susun untuk NHW #2 ini belum konsisten aku jalankan (banyak alasan memang yak, please jangan dicontoh). Selain aku ini orangnya moody-an ditambah lagi sekarang urusan domestik bertambah, so aku lagi atur waktu lagi niih. Memperbaiki jadwal aku lagi. Jadwal harianku berubah drastis semenjak si kecil lahir. Aku terlalu fokus padanya dan memang aku ingin mendampingi si kecil selama 24jam 7hari. Jadinya ada beberapa schedule yang telah dibuat belum terealisasikan.

Sebuah kebiasaan buruk yang harus segera aku tinggalkan. Namun bahwasanya hal ini adalah sarana untuk memantaskan diri agar menuju jurusan yang aku pilih, mau tidak mau, aku harus mau untuk merubah diri agar lebih teratur dan disiplin. Semoga checklist yang kubuat bisa membantuku untuk terus lebih baik dan lebih tangguh menghadapi tantangan hidup. Doakan aku yaaa sahabat biar lulus mencapai goal dari checklist tersebut, sehingga bisa semakin produktif, baik sebagai ibu dari anak-anak, sebagai istri dan sebagai seorang perempuan yang produktif.

c) Baca dan renungkan kembali  Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang  akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.


NHW #3 sejauh ini aku sudah memiliki bayangan untuk apa Allah menciptakan aku sebagai diriku sendiri, Allah menciptakan aku sebagai seorang anak, seorang istri, seorang Ibu dan seorang individu bagi lingkunganku. Memang benar, Allah menciptakan segala sesuatu itu pasti memiliki tujuan. Allah-lah yang Maha Mengetahui sedangkan aku tidak. Saat mengerjakan NHW #3 ini, gejolak perasaan kian meletup - leptup. Yaa Allah.... sungguh besar kuasaMu atas kami umatMu, begitu cintanya diriMu kepada kami namun terkadang kami tak menangkap signal yang KAU berikan, kami kurang "IQRA" atas apa - apa yang KAU berikan. Yuupss... dalam menjalankan dan mengaplikasikan NHW #3, aku hanya perlu memperbanyak syukur dan memahami serta menjalankan apa maksudNya yang sudah dikehendakiNya kepadaku.

Aku jadi teringat pengalaman dan pembelajaran tentang keikhlasan dan keberserah dirian pada Allah. Ketika SMA, dimana masa remaja yang sangat indah pastinya, namun Allah menguji aku dengan memberikan nikmat sakit. Yaaa.. Aku di vonis dokter sebuah penyakit yang mengharuskan salah satu sel ovariumku diangkat. You know lah ya guys, apa fungsi sel ovarium dalam tubuh kita dan manfaat keberadaannya bagaimana. Bagi seorang wanita sel ovarium ini adalah sebuah organ terpenting karena berhubungan dengan masa depannya kelak. Coba deh bayangin, ketika di masa labil - labilnya aku, aku harus menerima kenyataan itu, shock pastilah aku, pikiran negatif dan sikap pesimis pun kerap menghantui aku. Namun, keluargaku terutama kedua orangtuaku, selalu menguatkan aku, menyuruhku mendekatkan diri dan berserah diri kepada Allah. Karena Allah-lah yang Maha Mengetahui apa yang kita tidak tahu.

"Apa yang menurut kita baik belum tentu baik dimata Allah dan apa yang menurut kita buruk belum tentu juga buruk di mata Allah"

Kalimat tersebut selalu menguatkan aku, sehingga aku dapat ikhlas dan mampu menjalani kehidupan dengan optimis. Alhamdulillah, benar saja, karena aku ikhlas dan hanya berserah diri kepada Allah, Allah mendengar do'a aku. Walau aku tak sempurna, walau hanya dengan satu ovarium, Allah Maha Baik, Allah telah memberikan amanah seorang putri yang aku kandung sendiri dari rahimku dan aku merasakan bagaimana perjuangannya menjadi seorang Ibu dari mulai mengandung samapai melahirkan. Aku pernah berbagi pengalaman ini dengan teman - temanku, terutama bagi teman- temanku yang sudah menikah namun belum Allah percayakan untuk menjadi seorang Ibu padahal mereka sempurna. Ovarium mereka pun lengkap. Aku pernah bilang, bahwasannya semua itu adalah kuasa Allah, berserahlah dan selalu memintalah hanya kepadaNya karena Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk setiap ummatNya.

Nah.. salah satu pengalaman tersebut membuat aku tersadar dan yakin, mengapa Allah memilih aku untuk menjadi anak dari orangtuaku, istri untuk suamiku, Ibu untuk anak - anakku dan teman untuk para sahabat - sahabatku. Aku pun menemukan misi dalam kehidupanku melalui segala perjalanan hidupku.

Misi Hidup : Menjadi seorang wanita dan Ibu yang memiliki ilmu dan beradab agar aku dapat mendidik anak - anakku menjadi generasi yang berilmu dan beradab
Bidang : Pendidikan Ibu dan Anak
Peran : Inspirator dan Fasilitator

d) Setelah menemukan 3 hal tersebut,  susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut. 

Untuk bisa menjadi ahli sebagai seorang ibu yang berilmu dan beradab, khususnya di bidang Pendidikan Ibu dan Anak, Maka aku menetapkan  tahapan ilmu yang harus aku kuasai sebagai berikut:

1. Bunda Sayang : Sebagai dasar atas rangkaian tahapan sebagai ibu yang memiliki adab dan ilmu, aku merasa sangat penting untuk terus menambah ilmuku seputar pengasuhan anak (parenting), mengaji ilmu agama lebih dalam agar aku bisa memberikan bekal dan pondasi yang kuat untuk anak-anakku dan belajar untuk menjadi teman bermain yang mengasyikkan serta memfasilitasi anak-anak dengan alat-alat bermain yang mereka butuhkan sesuai tahapan usia. Aku juga tertarik sekali untuk lebih mendalami lagi mengenai ilmu psikologi agar lebih paham tentang memahami dan merespon perilaku anak, suami dan orang-orang di sekitar.

2. Bunda Cekatan : Selain memantaskan diri dengan belajar ilmu-ilmu di tahapan bunda sayang, aku juga membutuhkan ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga, antara lain mendalami lagi pelajaran memasak agar dapat membuat menu keluarga lebih variatif, belajar keuangan agar bisa mengatur cash flow keluarga dengan lebih baik, juga belajar beberapa life skill seperti menjahit, merajut, mengatur lemari pakaian. Life skill ini selain berguna untuk kehidupan di masa kini, juga sangat bermanfaat jika bisa diwariskan kepada anak-anak.

3. Bunda Produktif : Berkaitan dengan minat dan bakat yang aku tekuni yaitu dunia tulis menulis dan keinginan aku membuka jasa konsultasi untuk anak dan remaja, aku harus lebih banyak baca kembali buku - buku yang menunjang tulisanku, aku ingin melanjutkan sekolah keprofesianku, aku ingin belajar lebih banyak tentang blogging lebih banyak dan profesional, serta belajar menulis novel dan buku inspiratif pada ahlinya. Aku juga ingin belajar public speaking agar lebih baik dalam menyampaikan apa-apa yang aku pikirkan secara langsung kepada khalayak sehingga maksudku bisa ditangkap dengan baik. Selain itu aku juga merasa sangat penting belajar mengenai vlogging dan hal-hal yang berkaitan dengan dunia digital lainnya demi meningkatkan kualitas konten blog aku.

4. Bunda Shaleha : Aku ingin belajar lebih banyak untuk bisa berperan secara aktif dan positif pada setiap komunitas yang aku ikuti. Aku juga ingin belajar menjadi event organizer agar bisa kembali mengadakan acara-acara parenting yang berkualitas dengan tim yang telah sevisi-misi denganku.

d) Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup

Walaupun aku baru menjadi seorang Ibu, ya baru tiga bulan dan menjadi seorang istri pun belum genap dua tahun, tetapi jika menjadi anggota masyarakat sudah berjalan selama duapuluh tujuh tahun. Meskipun demikian, aku merasa belum melakukan sesuatu yang berarti dalam kehidupanku Kadang menyesal, kenapa begitu terlambat aku memulai semua ini, namun bukankah lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali?

Maka aku menetapkan hari ini sebagai KM 0 - ku. Di usia duapuluh tujuh tahun lebih tujuh bulan ini aku harus mampu berkomitmen untuk mencapai  10.000 (sepuluh ribu ) jam terbang  di bidang yang telah aku tentukan, agar lebih mantap menjalankan misi hidup. 

Sejak hari ini aku akan berusaha setiap harinya akan mendedikasikan 8 jam waktu yang aku punya untuk mencari ilmu, mempraktekkan, dan menuliskannya bersama dengan anak-anak.  Semoga dalam jangka waktu kurang lebih 4 tahun, aku sudah bisa melihat hasil yang aku inginkan.

Berikut ini milestone yang aku tetapkan :
KM 0 – KM 1  (tahun 1 - usia 27 hingga 28) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang - bisa menjadi ibu, istri dan sahabat yang baik untuk anak-anak dan suamiku.
KM 1 – KM 2 (tahun 2 - usia 28 hingga 29) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan - bisa menjadi ibu yang lebih kreatif dan inovatif dalam mengurusi keluarga dan rumah tangga.
KM 2 – KM 3 (tahun 3 - usia 29 hingga 30) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif - bisa menuju kemandirian finansial melalui bakat dan minatku; blog, menulis novel dan kisah inspiratif.
KM 3 – KM 4 (tahun 4 - usia 30 hingga 31) : Menguasai Ilmu seputar Bunda shaleha - bisa menyelenggarakan acara-acara seminar atau workshop parenting dengan biaya terjangkau/ tidak berbayar di daerah-daerah atau sekolah-sekolah yang belum tersentuh parenting. 

Aku berharap sebelum usia 35 tahun, aku sudah bisa menjadi ibu yang bisa memahami dan mengarahkan fitrah anak-anaknya, sahabat yang baik untuk suamiku, mencapai posisi financial yang baik melalui minat dan bakatku serta bisa bermanfaat kepada orang lain lewat tulisan, daycare, jasa konsultasi terutama untuk anak dan remaja dan beberapa kegiatan yang aku impikan.

e) Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.

Setelah aku kembali membaca checklist-ku di NHW #2 aku sudah memasukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut, namun belum terlalu spesifik. Maka setelah checklist bulan ini aku review, aku akan memasukkan kembali poin-poin tersebut secara lebih spesifik. 

f) Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan

Apapun rencana, target dan checklist yang aku lakukan, tidaklah akan ada artinya ketika tiada konsistensi alias keistiqomahan dalam menjalankannya. Maka selain menggambar mimpi, aku perlu meluruskan niat dan memetakan langkah demi bisa menjalankan misi hidupku dan meraih cita-citaku. Aamiin.

Inilah saatnya kita membuat sejarah kita sendiri. Ini sejarahku, mana sejarahmu, guys?

See you next post guys and thank you for reading. Salam semangat membersamai anak menjadi generasi yang berilmu dan beradab !!! 

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.


1 komentar:

Dia adalah Hadiah Tuhan

لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ ﴿٤٩...