![]() |
bp.blogspot.com |
Galau... ??? Apa yang terlintas dalam pikiran kalian mendengar kata "galau"? Langsung puter lagu Yovie & Nuno kah? Atau langsung ingat sama mantan? Ayo ngaku.. ayo ngaku... Bagi sebagian remaja kata galau ini sudah tak asing bukan? Galau ini universal, menyangkut perasaan, gak kenal muda atau tua pasti pernah mengalaminya. Nah menurut kalian galau itu apa sih?
Mmmm.... Kalau menurut saya, galau adalah perasaan bimbang. Ketika kita menghadapi suatu masalah dan bingung bagaimana cara menghadapinya.Ya, bisa dibilang galau itu "suasana hati yang bimbang." Namun, ada juga nih yang bilang "GALAU" itu singkatan, ada yang tau apa kepanjangan dari GALAU? Ada yang bilang kepanjangan GALAU = God Always Listen, Always Understand (Tuhan Selalu Mendengar, Selalu Memahami), ada juga yang bilang GALAU adalah God is ALways Around yoU (Tuhan selalu berada disekitar kita), setujukah kalian dengan kepanjangan GALAU ini? Atau kalian masih memiliki kepanjangan tentang "galau" lainnya? Hal tersebut bisa menjadi motivasi kita ketika mengalami kegalauan, karena dengan melibatkan Tuhan In Syaa Allah kegalauan yang kita alami dapat teratasi, bukan begitu?
Nah, untuk tulisan saya kali ini, saya ingin membahas kegalauan para perempuan yang baru berganti status. Baik status single menjadi menikah, status istri menjadi Ibu. Kegalauan yang akan dibahas kali ini adalah kegalauan seorang perempuan yang sebelumnya bekerja lalu setelah menikah atau menjadi seorang Ibu mereka hanya menjadi "Ibu Rumah Tangga" padahal sebelumnya kita - kita ini adalah seorang lulusan sarjana bahkan dengan predikat cumlaude. Adakah bunda - bunda yang galau dengan status Ibu Rumah Tangga padahal sebelum menikah dan memiliki anak, bunda adalah lulusan sarjana dari universitas ternama bahkan dengan predikat cumlaude?
Saya adalah termasuk seorang isteri dan calon Ibu yang saat ini di KTP (Kartu Tanda Penduduk) berstatuskan Ibu Rumah Tangga yang mencari ridha Allah SWT melalui ridhai suami. Sebelum menikah saya adalah pegawai di salah satu perusahaan swasta ternama di Ibu kota Jakarta dengan posisi yang menjanjikan dan penghasilan yang lebih dari cukup untuk seorang single woman seperti saya. Namun, status seorang pegawai kantoran elite berubah menjadi pegawai perumah tanggaan elite setelah saya menjadi seorang istri dan ikut hijrah bersama suami. Apakah saya galau? Awal memutuskan untuk resign dari pekerjaan saya memang mengalami kegalauan, siapa yang tidak galau, pada saat kita berada di puncak karir, kita harus merelakan dan harus memulai dari nol lagi. Lalu, kegalauan saya diperkuat dengan pertanyaan - pertanyaan teman - teman dan para tetangga yang biasa dilontarkan, seperti :
Gak, sayang ya sama ijazahnya? Kenapa gak cari kerja lagi?
Emang suaminya gak izinin kerja ya? Kamu kan sarjana, gak kasian sama orangtua yang udah kuliahin?
Duh... padahal udah dapet gaji segitu ya? Gak sayang?
Dan pertanyaan itu masih berlanjut sampai kuping saya merah dan agak bosan mendengarnya. Rasanya mau banget deh kasih cabe buat diemutin sama mereka ... Hufth. Sebenarnya pertanyaan - pertanyaan tersebut tidak perlu terlalu kita pikirkan. Apalagi keputusan untuk full time mom atau menjadi Ibu Rumah Tangga adalah keputusan kita dan suami kita, karena ridha Allah SWT adalah ridhanya suami. Tapi ya namanya juga manusia, emak - emak pula terkadang omongannya lebih tajam dari pisau dapur, sepakat gak nih bunda - bunda?
Nah.. bunda - bunda yang memang saat ini sudah memutuskan untuk menjadi full time mom dan mengabdi seluruhnya untuk keluarga, tidak perlu berkecil hati dengan omongan emak - emak yang tidak tahu sabab musababnya, karena itu hanya merusak mood dan menambah kegalauan saja. Galau itu terjadi ketika kita terlalu memikirkan apa kata orang dan judgment orang tentang kita. Yasudah daripada galau lebih baik kita cemilin ice cream dan coklat untuk meningkatkan hormon serotonin dalam diri. Oiya, dalam tulisan kegalauan seorang sarjana yang menjadi Ibu Rumah Tangga ini, ada beberapa hal yang dapat membuat kita berbangga hati loh, diantaranya ;
- Ibu cerdas adalah pembangun generasi berkualitas
![]() |
rositadewiha.wordpress.com |
Ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya. Menjadi seorang ibu memang tidak ada sekolahnya namun jika seorang Ibu berpendidikan tinggi dan memiliki pengetahuan yang luas tentang banyak hal, maka para Ibu akan mecetak generasi penerus berkualitas. Seperti kata pepatah "Ibu cerdas akan melahirkan generasi berkualitas". Jadi, salah besar kalau orang bilang ilmu yang bunda dapatkan di bangku sekolah itu sia-sia saat menjadi seorang Ibu Rumah Tangga. Ibu memiliki peranan yang sangat penting bagi keluarga, terutama bagi anak, karena dari ibu lah anak belajar tentang berbagai hal untuk pertama kali.
- Banyak moment berharga sang buah yang tak akan terlewatkan
![]() |
sundariekowati.file.wordpress.com |
Sebagai full time mom, sudah tentu bunda akan menghabiskan waktunya bersama sang buah hati. Melihat dan mengikuti setiap pertumbuhan dan perkembangan buah hati adalah hal yang luar biasa mengagumkan. Akan selalu ada hal baru yang pasti membuat hati bunda bahagia, apalagi bunda adalah orang pertama yang menjadi saksi tumbuh kembang si kecil.
Moment dimana si kecil pertama kali bisa merengkak, duduk sendiri, berjalan, mengucapkan kata baru atau menyendok makanannya sendiri, ahh... rasanya luar biasa kan bun, bisa menyaksikan secara langsung. Coba bayangkan, jika bunda menjadi wanita karir, belum tentu moment spesial tersebut dapat bunda saksikan secara langsung untuk pertama kalinya.
- Setiap kesuksesan suami ada peran serta seorang isteri
![]() |
picturedp.com |
Selain sebagai Ibu, seorang perempuan yang sudah menikah juga berperan penting dalam rumah tangganya, yakni menjadi seorang isteri bagi suaminya. Isteri yang cerdas tentu akan menjadikan rumah sebagai tempat ternyaman bagi suami dan anak - anaknya untuk menjadi tempat pulang dan merasakan kehangatan. Seorang isteri yang cerdas juga akan mampu menjadi teman diskusi, teman berdebat bahkan juga dapat membantu mencarikan solusi bagi masalah yang dihadapi keluarga. Ingat nih para suami, isteri kalian adalah wanita yang selalu mendo'akan kalian selain Ibu, dan do'a isteri adalah do'a yang Allah SWT prioritaskan untuk dikabulkan.
Bunda, menjadi seorang perempuan yang mempunyai peran sebagai isteri dan Ibu bukanlah pekerjaan yang ringan, karena dibutuhkan ketulusan, kerja keras dan juga kesabaran yang luar biasa bahkan tidak peduli perempuan tersebut memiliki gelar sarjana bahkan magister sekalipun. So, bunda tak perlu galau lagi untuk menjalani peran bunda yang saat ini adalah sebagai full time mom karena pekerjaan bunda adalah pekerjaan yang mulia dan Allah SWT menjanjikan syurga sebagai upahnya.
"Katakan TIDAK untuk GALAU dan katakan, saya bangga menjadi Ibu Rumah Tangga yang cerdas nan berkualitas"
#onedayonestatus
#day7
#belajarmenulis
#IIPKaltimras
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKeren mbakk.. Merinding.. Barakallah
BalasHapusThank you Mba Ratih... Semoga kita dapat bersama2 mendapatkan keberkahan dalam membersamai anak - anak dan keluarga kita kelak Mba :)
Hapus