Kamis, 30 Agustus 2018

Self Healing - Jurnal Syukur Tyas



As we express our gratitude, we must never forget that the highest appreciation is not to utter words, but to live by them. – John F. Kennedy

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh..

Apa kabar pals? Kali ini aku mau coret - coret blog dengan NHW ku lagi di kelas Bunda Sayang. NHW dari materi self healing ini menarik sekali, siapa tau bisa memberikan energi positif pada kalian yang membaca 

Sebetulnya self healing ini adalah salah satu bentuk penyembuhan diri dari kejadian - kejadian masa lalu yang membuat trauma di masa depan. Self healing kali ini berkaitan denga inner child.. Wuah kalau bicara inner child pasti pada mau curhat kan?? 

Seorang ibu yang kelelahan usai mengurus pekerjaan domestik,sepulang bekerja, tiba-tiba dikagetkan dengan ulah si anak yang menumpahkan makanan yang sudah dimasakkan oleh sang Ibu. Tak berselang lama, ibunya langsung membentak bernada tinggi hingga mencubit keras di lengan, anak menangis menjerit ketakutan. Malamnya, si Ibu menangis menyesali perbuatannya,yang dirasa saat itu dia seolah teringat peristiwa yang sama dialaminya kala kecil, serupa.

Apakah kejadian diatas pernah dialami, bu?? Jika pernah maka inner child negatif itu masih membayangi kita, belum dituntaskan. Lalu, apa sih yang harus kita lakukan agar kita dapat mengatasinya dan berdamai dengan luka masa lalu?

Keberadaan Inner child secara positif dan negatif berpengaruh kepada perilaku, emosi dan hubungan sosial orang lain secara tidak sadar (unconscious). Kondisi ini akan berpengaruh pada perilaku, kenangan, emosi, kebiasaan, sikap, dan pola pikir saat kita masih anak-anak. Inner child biasanya berupa suara-suara perasaan yang sulit terungkapkan dengan lancar dan lugas. Inner Child perlu dicintai, di rawat, agar bisa mendapatkan pengalaman positif. Sebuah proses kepengasuhan yang bahagia dapat diawali dengan upaya menyelesaikan konflik-konflik Inner Child ini. Lebih awal lebih baik.





Kita dapat melakukan komunikasi dengan inner child kita, dapat ikuti cara beriku ini ;

  • Terapi bangku kosong, simulasi bicara duduk berhadapan dengan sosok yg ada di bangku kosong.
  • Surat menyurat, antara jiwa sekarang sebagai pengasuh dengan kondisi masa lalu
  • Menulis jurnal syukur dan sabar
  • Dialog imajiner, yoga dan masih banyak lagi cara lain yang cocok bagi kita.

Memang siih, dalam kehidupan kita saat ini pasti sering kali masih dibayang - bayangi oleh masa lalu. Akan tetapi, masa lalu biarlah masa lalu jangan kau ungkit jangan ingatkan aku (sambil dinyanyian pakai nadanya lagu Inul) asyeeeek *_*

Setelah memahami teori tentang self healing, inner child dan bagaimana cara menerima serta berdamai dengan inner child kita, aku mau praktekan sekalian deh. Cara yang mau ku praktekan adalah menuliskan jurna syukur. Kenapa memilih metode itu? Karna dengan menuliskan jurna syukur akan ada energi positif yang kita terima dan (In Syaa Allah) menular kepada para pembaca semua..

Jurnal Syukur Tyas :




Rasa syukur itu ibarat sebuah tindakan yang berkualitas karena biasanya kita tidak cukup hanya mengucapkan rasa syukur untuk bersyukur. Kita harus secara aktif mempraktekkannya, fungsinya untuk memperkuat sifat tersebut dalam kehidupan kita. Ada banyak alasan dan manfaat mengapa kita perlu memilikk rasa syukur  karena selalu bersyukur setiap harinya dapat berdampak besar pada kesehatan dan kebahagiaan kita. Gak percaya? Cobain deeh 
Hanya butuh beberapa menit sehari, tetapi dapat memberikan suasana hati yang "good" apalagi kalau dipraktikan secara terus menerus perasaan "oke" pun dapat menjadi  "hebat".


Aku mulai ketika aku terbangun dari tidur malam ku, setiap pagi, saat aku dapat menikmati setiap hembusan oksigen yang ku hirup, ketika aku bangun dengan raga dan jiwa yang sehat, ketika aku bangun masih bisa bertemu dan melihat orang - orang sekitar yang aku cintai dan ku sayangi.


Lalu, bagaimana jika luka masa lalu masih datang membayangi? Ketika itu, aku menutup mata, me-rileks-kan segala pikiran, menari nafas dengan penuh kebersyukuran. Aku bersyukur telah terlahir dari kedua orang tua yang hebat, dari Ibu yang sudah berjuang bertaruh nyawa ketika melahirkanku, dari seorang Ayah yang telah rela berjuang dengan peluh dan kesah demi aku untuk dapat makan enak, berpakaian rapi juga baik, mendapat tempat berteduh yang nyaman dan demi aku untuk memiliki masa depan yang gemilang.


Aku bersyukur atas diriku sendiri, selama 28 tahun banyak prestasi - prestasi atas usahaku sendiri, atas kerja kerasku. Aku bersyukur telah dipertemukan dengan suamiku. Suami yang bertanggung jawab atas keluarganya, suami yang selalu bekerja keras demi istri dan anaknya. Suami yang family man, suami yang selalu menomor satukan TuhanNya, suami yang penyayang dan sabar atas segala sikap istrinya.


Aku bersyukur dengan profesiku saat ini. Profesi yang bagi sebagian orang tak bermakna. Namun bagiku, profesi sebagai full time mom adalah profesi yang sangat wajib di syukuri. Karnanya, aku dapat membersamai buah hatiku. Melihat setiap tumbuh kembangnya, menjadi madrasah utama baginya, selalu punya waktu untuk melayani suami, selalu punya waktu untuk beribadah kepada suami.


Syukurku selalu ku panjatkan dalam setiap sujud shalatku. Syukur kepada Tuhanku, Allah SWT. Aku sangat sangat bersyukur begitu banyak nikmat iman, islam, sehat, bahagia yang Allah berikan kepadaku. Tak ada nikmat Allah SWT yang terdustakan.
Alhamdulillah, setelah menuliskan jurnal syukur diatas, betul - betul aku jadi memiliki energi positif loh. Kalau kalian gimana pals? Apa setelah baca jurna syukurku kalian juga mendapatkan energi positif? I hope too pals.

Menuliskan jurnal syukur diatas salah satu terapi agar kita dapat berdamai dengan luka masa lalu, khusunya inner child kita. Setelah bersyukur, baiknya lagi kita menuliskan dan berikan afirmasi positif bagi diri kita. In Syaa Allah energi positif yang sudah ada akan semakin hebat dan hebat lagi.

Aku akan mengafirmasi diri dengan bahwa "Aku adala Pribadi" :

* Bertanggung jawab
* Ramah
* Easy going
* Pekerja keras
* Perhatian
* Penyayang
* Mau belajar
* Cerdas
* Pendengar yang baik
* Pandai bersyukur


Hasilnya gimana setelah menuliskan afirmasi positif terhadap diri sendiri, alhamdulillah jiwa semakin positif dan selalu ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Penasaran gak pals? Please, try it 

Baiklah, karna sudah dipenghujung senja waktunya menyambut suami dari lelahnya bekerja, sekian dulu yaa tulisan - tulisan (In Syaa Allah) berfaedah ini. Kalau kalian sudah coba, boleh sharing di kolom komennya yaa.. See you pals... Jangan lupa bersyukur !!!

While it can be tough to find something to be grateful about in a rough patch, it’s not just another “easy to say, but hard to do” action – it can actually help pull you out of your funk.

Sumber bacaan dan materi : Diktat perkuliahan kelas Bunda Sayang - Kalimantan 3

Jumat, 24 Agustus 2018

NHW ADAB MENUNTUT ILMU x CoC (Code of Conduct)





Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.....

Hallo pembaca setia blogg aku, maafkan yaa baru muncul lagi. hehehhe.. Maklum untuk menulis di blogg ini, sangat - sangat membutuhkan keluangan waktu. Oiya, sebelumnya aku rajin ngeblog karna mengerjakan NHW di kelas matrikulasi, In Syaa Allah di kelas Bunda Sayang ini aku mau rajin ngeblog lagi seputar NHWku. hehhehe.. 

Kali ini akan membahas tentang NHW yakni Adab Menuntut Ilmu x CoC (Code of Conduct). Yesss.. Adab menuntut Ilmu ini sudah pernah ku bahas di kelas matrikulasi dan menjadi NHW pertama saat itu. Loh kok di kelas Bunda Sayang dibahas lagi? Yess.. karna pada dasarnya sebelum kita menuntut ilmu kita harus tahu dulu adab dalam menuntut ilmu tersebut, menuntut ilmu itu ada etikanya juga guys, jadi jangan sembarangan menuntut ilmu aja ya, kalau ilmunya mau berkah dan bermanfaat kita harus tahu adabnya dulu.

Pada pembahasan materi yang diberikan, kita diingatkan untuk tidak terlalu buru – buru fokus pada suatu ilmu sebelum kita memahami mengenai adab – adab dalam menuntut ilmu. Seperti pada sentilan kata yang diberikan dalam materi tersebut “barang siapa yang menimba ilmu karena semata – mata hanya ingin mendapatkan ilmu tersebut, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat baginya. Namun, barang siapa yang menuntut ilmu karena ingin mengamalkan ilmu tersebut, niscaya ilmu yang sedikitpun akan sangat bermanfaat baginya”

“Karena ILMU adalah prasyarat untuk sebuah AMAL, maka ADAB adalah hal yang paling didahulukan sebelum ILMU”

Bisa dibaca kembali NHW#1 ADAB MENUNTUT ILMU

Apa pembahasan Adab Menuntut Ilmu ini sama dengan sebelumnya? Yess... hampir sama, kita memang sangat perlu mereview kembali tentang Adab Menuntut Ilmu di kelas Bunda Sayang ini. Why? 
"Karena ADAB tidak bisa diajarkan, ADAB hanya bisa ditularkan"
Para Ibulah nanti yang harus mengamalkan ADAB menuntut ilmu dengan baik, sehingga anak - anak yang menjadi amanah bisa mencontoh ADAB yang baik dari Ibunya.


  • Alasan terkuat apa yang Anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu Bunda Sayang?

Jika ditanya alasan terkuat, merujuk pada pengertian menuntut ilmu itu sendiri, yakni untuk mengubah perilaku dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Sebagai seorang Ibu baru (new mom), ku belum banyak memiliki pengalaman dalam parenting (pengasuhan). Memang ilmu parenting (pengasuhan) sudah pernah ku pelajari dan dapatkan semasa di bangku kuliah. Namun itu hanya teori yang mana terkadang tak sesuai jika kita aplikasikan dalam praktek sesungguhnya. Alhamdulillah, dalam ikhtiar pencarian ilmu untuk menjadi "Bunda yang disayang" juga untuk menjadi seorang Ibu yang dapat mendidik buah hati agar memiliki akhlak mulia, bermartabat, beradab juga berilmu. Sepengetahuan ku, di kelas bunda sayang ini, kita akan dibekali ilmu serta diberikan tantangan, dan tantangan tersebut dijalankan dan diaplikasikan dengan kehidupan sehari - hari kita baik bersama anak, suami bahkan anggota keluarga lain. Jadi kita dapat memahami dan menilai sejauh mana ilmu - ilmu parenting yang kita dapat jika diaplikasikan dalam sebuah praktek nyata.
Nah... alasan penting niih, biar tambah disayang suami, anak dan keluarga lainnya ❤

  • Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan Anda rencanakan di bidang tersebut?

Menurutku, menjadi "Bunda yang disayang" mampu mengemban tugasnya dengan baik  sebagai seorang istri dan ibu, serta Ibu yang dapat mengantarkan anaknya menjadi seseorang yang berilmu dan memiliki adab yang berkualitas. Seorang wanita yang harus tahu akan segala hal, seorang wanita yang dapat melakukan segala hal, seorang wanita yang dapat memaksimalkan perannya, tanggung jawabnya, kapasitas dan kapabilitas dirinya. Aku tak hanya ingin menjadi Ibu yang sekedar nyaman untuk anak - anakku, namun aku ingin menjadi Ibu yang memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, yang dapat menjawab segala pertanyaan yang dilontarkan anak - anakku. Aku ingin pula bertumbuh menjadi istri yang lebih baik untuk suamiku. Lebih mengharagai, menghormati dan memberikan kenyamanan untuk suamiku dari segala peluh kesahnya. Aku ingin menjadi "rumah" yang nyaman untuk mereka pulang dan berkeluh kesah, yang selalu dirindukan olehnya serta aku ingin menjadi wanita yang bermanfaat dalam masyarakat.

Untuk mencapai goals tersebut, maka aku membutuhkan strategi yang aku rencanakan ;

1. Memperdalam Ilmu Keagamaan 

Agama adalah pondasi utama dalam kehidupan. Tanpa pondasi tersebut bagaimana aku dapat membangun sebuah kehidupan kelak. Aku menyadari bekal agamaku sangatlah minim, makanya itu aku selalu mencari dan belajar agama dari berbagai sumber. Baik melalui kajian keagamaan ataupun lebih banyak membaca tentaang segala ilmu keagamaan sesuai dengan keyakinan yang aku anut.

2. Belajar Ilmu Psikologi dan Parenting

Mempelajari ilmu psikologi dan parenting sudahlah hatam selama 4 tahun di bangku perkuliahan. Namun, saat aku mengalami kehidupan sesungguhnya menjadi seorang Ibu, aku sadar aku harus lebih banyak lagi memahami dan mengaplikasikan ilmu - ilmu psikologi dan parenting yang telah aku pelajari di bangku perkuliahan.Selain aku membuka lagi buku - buku psikologi dan parenting yang aku miliki, aku juga berkonsultasi dengan beberapa rekan yang kebetulan mereka telah menjadi seorang psikolog. Berdiskusi dengan mereka membuatku lebih membuka diri dan memahami kebutuhan akan diriku untuk menjadi apa yang aku harapkan.

3. Public Speaking

Aku adalah tipe orang tak suka banyak bicara dan tak berani mengeluarkan pendapat di muka umum. Aku hanya berani menuliskan pendapatku dalam sebuah tulisan tangan. Namun, aku menyadari demi bisa membagikan apa yang aku tahu dan apa yang menjadi pendapatku haruslah seimbang. Dalam hal ini adalah tak hanya melalui tulisan namun aku perlu juga tampil di depan public untuk membagikan apa yang aku tahu dan ide apa yang ada dalam pikiranku.

4. Memiliki Pengetahuan Digital

Perubahan dari masa ke masa mengharuskan kita untuk terus meng-upgrade diri dan pengetahuan. Tak hayal di era digital saat ini, memang kehidupan kita dipermudah oleh teknologi namun jika kita tak membekali diri dengan pengetahuan yang baik tentang dunia digital, maka bersiaplah dunia digital akan merusak kehidupan kita bahkan kehidupan masa depan anak - anak kita. 

5. Networking

Memperluas pertemanan sangatlah penting. Seperti halnya aku saat ini, aku bergabung di kepengurusan IP Kaltimra (Kalimantan Timur dan Utara) selain untuk menambah wawasan ilmu, aku pun bertujuan untuk menambah teman dan saudara yang memiliki visi dan misi yang sejalan dalam belajar untuk menjadi Ibu yang berkualitas bagi anak - anak dan keluarganya. Bagiku, belajar sendiri tidaklah mudah, kita perlu teman untuk sahring bahkan untuk mengkoreksi kita jikalau ada hal yang belum kita pahami. Teman itu dapat mengingatkan kita dalam kebaikan dan kesabaran. So, perbanyaklah berteman dan taburkan kebaikan dimana pun karena suatu saat nanti kita akan menuainya.

6. Time Management

Aku sadar dalam urusan mengatuir waktu, aku ini sering kali keteteran. Apalgi saat ini, si Kakak yang sedang aktif dan banyak belajar, serta calon adik yang masih berada dalam kandungan, haruslah aku merubah semua jadwal harianku. Aku yang saat itu masih berdua saja dengan suami, masih suka keteteran membagi waktu apalgi ini sudah ada anak, aku harus ekstra mengatur waktu. Aku masih harus terus belajar tentang kekonsistenan dan mengatur emosiku yang suka moody-an. Apalagi saat menjadi seorang Ibu, aku tidaklah boleh egois, aku harus meredam moody-ku demi tujuan aku untuk menjadi "Bunda yang disayang". Aku harus dapat membagi waktu antara aku dan putriku, antara aku dan suamiku, antara aku dan hobiku yang dapat menjadi me time serta antara aku dengan komunitasku dan antara aku dengan perkulihan dikelas Bunda Sayang Kalimantan 3

Sejauh ini ke-6 strategi itulah yang terpikirkan dalam rencanaku untuk mencapai tujuan utamaku menjadi "Bunda yang disayang"

  • Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang Anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut ?

Aku sangat menyadari sejauh ini adab menuntut ilmuku masihlah sangat perlu diperbaiki. Aku masih suka on off saat mengikuti perkuliahan online, menyepelekan materi, tidak melakukan resume materi yang diberikan dengan baik dan kadang suka tak memperhatikan apa yang disampaikan. Karena itu, aku sangat perlu memperbaiki diri agar aku dapat menjadikan ilmu yang kudapatkan menjadi cahaya kemanfaatan. Perubahan yang perlu aku lakukan, yakni ;

1. Memperbaiki waktu

Sebisa mungkin aku meluangkan waktu untuk menyimak materi perkuliahan online yang sedang aku ikuti saat ini, bahkan aku harus lebih aktif lagi dalam perkuliahan tersebut.

2. Resume Materi

Melakukan resume materi yang seharusnya aku lakukan tak pernah aku lakukan, namun saat ini aku akan berusaha untuk meresume setiap materi yang diberikan dari perkuliahan online yang sedang aku ikuti.

3. Menambah waktu membaca

Membaca adalah bagian dari kehidupan aku. Namun, saat ini aku selalu keteteran untuk menyelesaikan bacaanku. Aku berharap, mulai saat ini aku akan memperbaiki waktu membacaku.

4. Melakukan diskusi

Dalam perkulihan Bunda Sayang ini, kami memiliki group tujuannya sih agar saling memberikan motivasi untuk perkulihan agar dapat mencapai goals kami. Selain itu, group ini dapat juga menjadi tempat diskusi terkait dengan materi ataupun tugas yang diberikan, bisa saling support, memberi motivasi, saling memberi informasi. Group diskusi ini memang sudah jalan, dan aku ingin lebih aktif lagi untuk melakukan diskusi tentang apa yang tak ku pahami.



Alhamdulillah semua pertanyaan NWH kali ini sudah selesai dijawab. Semoga apa yang aku tuliskan ini bisa menjadi pembelajaran untuk para teman - teman pembaca yaaa.. Mohon maaf jika kurang detail penjelasan dari tulisan aku ini, tapi jika ada yang ingin didiskusikan silahkan tinggalkan di kolom komen. See you in the next NHW !!!

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh....

Salam Ibu Profesional 


Minggu, 25 Maret 2018

NHW #9; BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN






Assalammu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh...

Tak terasa, 9 minggu sudah kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional batch #5 berlangsung. Setelah melewati berbagai materi yang seringkali bikin panas dingin, cenat cenut tapi sekaligus membuat kami semakin bersemangat mengenal diri sendiri dan berubah ke arah yang lebih baik, kini di penghujung kelas para peserta ditantang untuk menjadi agen perubahan.

Perempuan khususnya seorang ibu adalah instrumen utama yang sangat berperan sebagai agen perubahan. Dari sisi individu, menjadi agen perubahan adalah hak semua orang tidak berbatas gender, karena semua memiliki potensi dasar yang sama berupa akal, naluri dan kebutuhan fisik. Sedangkan dalam konteks masyarakat, keberadaan ibu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan keluarga, dimana keduanya memiliki porsi prioritas yang sama.

Keberadaan Ibu di masyarakat akan meningkatkan kualitas pendidikan keluarga di rumah, demikian juga pendidikan keluarga di rumah akan memberikan positive impact pada peningkatan kualitas masyarakat. Itulah kenapa IIP merangkul para ibu untuk belajar bersama-sama karena sejatinya “Mendidik satu perempuan sama dengan mendidik satu generasi." Maka apabila ada satu orang ibu membuat perubahan maka akan terbentuk perubahan pada satu generasi yaitu generasi anak-anak kita. Luar biasa kan impact-nya?

How To Start?

Temukan Misi Spesifik Hidup Kita



Langkah pertama adalah kita harus sudah memahami apa maksud Allah menurunkan kita ke muka bumi ini, apa misi spesifik hidup kita, mengapa kita diamanahi putra-putri yang kini mewarnai hidup kita, apa maksudnya kita berada di lingkungan yang sekarang kita tinggali. Untuk lebih memahami semua ini, saatnya untuk throw back ke NHW - NHW sebelumnya.


Kita harus paham JALAN HIDUP kita ada dimana. Setelah itu baru menggunakan berbagai CARA MENUJU SUKSES. Setelah menemukan jalan hidup, segera melihat ke arah lingkaran pertama kita, yaitu keluarga. Mulailah menggali perubahan-perubahan apa saja yang bisa kita lakukan untuk membuat keluarga kita menjadi CHANGE MAKER FAMILY. Tidak perlu banyak dan muluk-muluk, kita bisa memulai dengan perubahan-perubahan kecil namun selalu konsisten dijalankan. Yaa yang penting adalah KONSISTENSI karena hal tersebut dapat melatih keistiqomahan kita terhadap sebuah perubahan.






Ketika melakukan perubahan di dalam keluarga, kita bisa menggunakan pola kaizen  yang merupakan sebuah filosofi hidup dari Jepang. Kai artinya perubahan, sedangkan Zen berarti baik. Secara utuh, Kaizen merupakan cara memfokuskan diri pada pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus dan berkesinambungan.

Build Our Empathy, Completed by Our Passion

Jika perubahan-perubahan di dalam keluarga kita perlahan menampakkan hasilnya, saatnya kita masuk ke lingkaran kedua yaitu masyarakat sekitar kita. Lihatlah sekeliling kita, pasti ada misi spesifik Allah menempatkan kita di RT ini, di Kecamatan ini, di kota ini atau di negara ini. Lihatlah kemampuan diri kita ada di level mana. Maka jalankan perubahan-perubahan tersebut, dari hal kecil yang kita bisa.


Empati adalah kunci untuk memulai perubahan di dalam masyarakat yang kita tinggali. Cara mengawali perubahan di masyarakat yaitu dengan membesarkan skala perubahan yang sudah kita lakukan di dalam keluarga. Hal tersebut agar aktivitas kita di masyarakat tidak akan bertabrakan dengan kepentingan keluarga. Bahkan akan saling mendukung dan melengkapi.


Setelah EMPATHY maka tambahkan PASSION, hal ini akan membuat kita menemukan banyak sekali SOLUSI di masyarakat. Sesuatu yang diawali dari keprihatinan lalu dilengkapi dan ditambahkan dengan passion yang kita miliki akan menghasilkan perubahan yang luar biasa di masyarakat. Empati tanpa didukung dengan passion akan membuat aktivitas yang kita lakukan tidak mendalam dan hanya sebatas permukaan. Maka penting sekali untuk menggali apakah passion yang kita miliki bisa mendukung rasa empati yang muncul.

The Homework

Social Venture


Social venture adalah suatu usaha yang didirikan oleh seorang social entrepreneur, baik secara individu maupun organisasi yang bertujuan untuk memberikan solusi sistemik untuk mencapai tujuan sosial yang berkelanjutan. Sedangkan social entrepreneur adalah orang yang menyelesaikan isu sosial di sekitarnya menggunakan kemampuan entrepreneur.

Nah, di NHW #9 ini para penghuni kelas matrikulasi diminta untuk bisa membuat perubahan di masyarakat, dengan diawali dari rasa empathy. Kami harus mulai belajar untuk membuat sebuah usaha yang berkelanjutan diawali dengan menemukan passion dan menjadi orang yang merdeka menentukan nasib hidupnya sendiri.

Hal ini bertujuan untuk membuat para penghuni kelas matrikulasi bisa menyelesaikan permasalahan sosial di sekitar kami dengan kemampuan entrepreneur yang kami miliki. Sehingga untuk melakukan perubahan tidak perlu menunggu dana dari luar, tapi cukup tekad kuat dari dalam. Kalian juga bisa ikutan loh, untuk menyelami apa isu sosial di sekitar kalian. Nah.. untuk mempermudah, kita bisa mulai dengan membuat bagan seperti ini;




Aku miris sekali melihat tingkah pola orangtua yang super cuek kepada anak bahkan ada orangtua yang mendidik anak dengan kekerasan. Jika anak salah dimarahi depan umum bahkan ada yang sampai memukul didepan umum. Padahal si anak hanya melakukan keslahan kecil saja yang tidak harus diperlakukan seperti itu oleh orangtuanya. Lalu, banyaknya pembunuhan terhadap anak bahkan yang dilakukan oleh orantuanya sendiri. Menurutku, dalam lingkungan tempat tinggalku ini banyak sekali yang perlu dibenahi tentang ilmu parenting.

Insya Allah dengan bantuan teman-teman komunitas, aku ingin kembali menjalankan kegiatan-kegiatan dan berkontribusi lebih banyak ke masyarakat. Aku juga ingin mengamalkan ilmu yang aku dapat dibangku kuliah dan di IIP ini. Namun memang aku masih menemukan kendala, salah satu kendala yang aku hadapi saat memulai syiar parenting, khususnya di RT ku, ketika aku dianggap belum punya pengalaman karena anak masih satu dan aku ini pendatang baru. Jadi tiap kali membagikan info-info parenting, yang benar-benar mendengarkan hanya segelintir orang. Ya, seringkali kita melihat siapa yang berbicara, bukan apa yang disampaikan. Tapi tak mengapa, itu juga jadi cambuk untukku agar aku membuktikan dulu lewat keluargaku, baru nanti berbicara di ranah publik. Meski begitu ketika aku diundang ke RT dan RW lain, mereka justru excited dan mendengarkan dengan baik. Dari pengalaman tersebut, aku mulai merubah pola, aku dan teman-teman harus bertukar RT sebagai pembicara agar lebih didengar. Karena seringkali orang di luar lingkungan jauh lebih didengar dan dihormati daripada yang di dalam.




Aku memang sudah lama kenal dunia blogging, meski baru benar-benar dijalankan secara profesional kurang lebih satu tahun ini. Kini semakin banyak teman-teman yang meminta untuk diajari ngeblog. Sejujurnya aku merasa belum terlalu percaya diri karena ilmu ngeblogku juga masih standar dan terbatas. Namun, demi menguatkan ilmu dan menjadikan ilmunya lebih berkah, aku berencana untuk membuka kelas blogging yang ingin ku beri nama Belajar Blog Bareng. Aku beri nama Belajar Blog Bareng karena di sini aku tidak sebagai pemberi materi, namun aku ingin lebih membentuk tempat sharing mengenai dunia blogging untuk pemula. Aku juga ingin niatkan di waktu tersebut, ada atau tidak ada teman yang datang, aku tetap akan menggunakannya sebagai jam pengembangan diri di dunia blog. Belajar kembali tentang mendesain template yang menarik, kode html, optimasi blog, monetisasi dan sebagainya.

Lewat blog kita bisa berbagi cerita, kisah hidup, inspirasi dan mencatat perjalanan hidup. Melihat fenomena sekarang dimana banyak ibu yang mengalami depresi, remaja-remaja yang sudah kenal sosmed tapi belum tertata emosinya, semoga dengan mengenalkan dunia blog di lingkungan sekitar bisa menjadi terapi akan hal-hal tersebut.

Menerbitkan buku solo adalah impian besarku. Rasanya malu diri ini, mengaku penulis tapi baru akan punya buku antologi (itu pun masih proses). Awalnya dulu aku ingin menjadi novelis. Namun sejak tak pernah lagi berfiksi-fiksi ria, dan lebih banyak berkutat menulis curhatan zaman remaja ababil, keinginan untuk menjadi novelis menguap. Sekarang aku justru lebih tertarik untuk menulis di bidang parenting dan pengembangan diri.

Dengan latar belakang yang selalu senang menjadi tempat curhat teman-teman, nah.. sering kali teman yang baru menikah atau menjadi ibu baru ini mengalami baby blues, bahkan aku sendiri pun pernah mengalami. Ya, baby blues ini biasanya dialami oleh mamak-mamak newbie. Lalu mulai banyak anak-anak remaja di RT ku. Melihat para remaja pegang gadget, anak-anak yang minat bacanya kurang, pengetahuan tentang sinetron luas namun di luar itu terbatas, mengetuk hatiku untuk bisa berkontribusi lebih banyak. Dengan pengalamanku saat mengajar di SMP dan SMA serta bekal kemampuanku tentang ilmu psikologi remaja yang aku dapatkan dibangku kuliah, In Syaa Allah aku dapat memulainya. Namun di sisi lainnya, aku juga sadar memiliki kekurangan bahwasanya aku masih kurang dekat dengan anak-anak tetangga. Ke depannya aku akan lebih fokus untuk melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada mereka, aku ingin bisa lebih luwes dan merangkul mereka sehingga ideku untuk membentuk karang taruna di RT bisa terwujud.

Itulah ide-ideku untuk NHW #9 berkaitan dengan menjadi agen perubahan. Gils, jangan pernah ragu ya untuk menjadi agen perubahan, karena sejatinya "Everyone is a Changemaker". Setiap orang adalah agen perubahan. Ini bukan soal MAMPU atau tidak, tapi MAU atau tidak. Mulailah dari yang sederhana,  lihat diri kita, apa permasalahan yang kita hadapi selama ini, apabila kita bisa menyelesaikan permasalahan kita dan membagikan sebuah solusi, bisa jadi ini menjawab permasalahan yang dihadapi oleh orang lain. Karena mungkin banyak orang di luar sana memiliki permasalahan yang sama dengan kita.

Ketika keberadaan kita telah mampu bermanfaat bagi diri kita sendiri, keluarga dan lingkungan sekitarnya, maka saat itulah indikator sebagai bunda shaleha telah tercapai. Sehingga sebagai makhluk ciptaan Allah, kita bisa berkontribusi melalui kebermanfaatan peran kita di dunia ini dengan “Rasa TENTRAM”.


Alhamdulillah NHW #9 telah terselesaikan. Memang ini adalah akhir dari kelas matrikulasi, namun sesungguhnya ini justru gerbang awal dari sebuah fase hidup yang baru, khususnya untukku. Setelah ini, In Syaa Allah aku akan melanjutkan 'kuliahku' ke kelas Bunda Sayang (semoga lulus kelas matrikulasi). Ya, sebelum benar-benar terjun ke masyarakat, aku harus selesai dengan permasalahan diriku sendiri dan keluargaku. In Syaa Allah, saat aku memantaskan diri untuk menjadi CHANGE MAKER di dalam keluargaku, aku akan semakin lebar membuka mata, hati dan telinga agar dapat menangkap lebih banyak isu sosial di sekitarku, sehingga nantinya aku bisa berkontribusi dengan sebenar-benarnya sesuai dengan passion dan skill yang aku miliki.

Jika nanti kita sudah terjun ke masyarakat, kita harus tetap ingat bahwasanya KELUARGA tetap nomor satu. Ketika kita aktif di masyarakat dan suami melayangkan protesnya, maka itu warning lampu kuning untuk aktivitas kita, artinya ada yang tidak seimbang. Apabila anak yang sudah protes, maka itu warning keras; LAMPU MERAH. Jika lampu ini yang menyala, artinya kita harus mulai menata ulang tujuan utama kita aktif di dalam masyarakat.

anyway, kalau kalian pengen jadi change maker seperti apa girls? Semoga kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang bermanfaat ya. Oya kalau ada yang mau join kelas matrikulasi IIP batch #6, pantengin terus instagram dan fanpage Ibu Profesional untuk informasi lebih lanjut. Selamat menjadi agen perubahan, girls! Salam Ibu Profesional...


Minggu, 18 Maret 2018

NHW #8 ; MENEMUKAN MISI SPESIFIK HIDUP AGAR SEMAKIN PRODUKTIF






Sabtu malam ku sendiri
Tiada yang menemani
Hanya laptop dan ide yang menggelumuti
Iya.. Kamu. NHW-ku minggu ini...


Senandung tentang NHW dikit yaa.. Pas banget sama Sabtu malam dengan rintik hujan yang semakin membuat syahdu malam Mingguku.. Buatku waktu paling syahdu untuk menulis memang di jam-jam ini. Saat anakku sudah terlelap dalam tidurnya, suasana di luar juga sunyi, membuat aku lebih mudah fokus menyelesaikan apa yang ingin aku sampaikan lewat tulisanku.

Kali ini aku kembali akan melanjutkan catatanku tentang kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch #5 yang telah berjalan hingga minggu ke delapan. Setelah minggu lalu, para peserta matrikulasi semakin mengenal potensi diri lewat tes talent mapping sederhana yang dilakukan lewat www.temubakat.com, minggu ini kami diminta untuk menggali lebih dalam tentang misi spesifik hidup.

Ribet banget ya mesti ini mesti itu. Yasudahlah ya mengalir saja. Namun, Allah menciptakan kita di dunia pasti memiliki maksud tertentu. Masa iya kita nggak mau tahu apa sebenarnya yang Allah inginkan dari diri kita. Kenapa kita diminta melewati kejadian A, B, C hingga Z. Kenapa kita dipertemukan dengan si A, B, C hingga Z. Kenapa Allah membekali kita dengan kemampuan A, bukan kemampuan C, padahal kita ingin bisa melakukan C. Ada banyak rahasia yang harus dipecahkan di dalam hidup, agar hidup kita semakin memiliki arah dan kita bisa menjadi lebih produktif setelahnya.

NHW #8 kali ini berkaitan sangat erat dengan NHW sebelumnya. Jika pada minggu lalu aku dipertemukan dengan sebuah inspiring word "rezeki itu pasti, kemuliaan harus dicari", yang membuatku semakin menyadari bahwasanya produktivitas hidup kita ini selalu diukur dengan berapa rupiah yang akan kita terima, melainkan seberapa meningkatnya kemuliaan hidup kita dimata Allah dan seberapa manfaat hidup kita bagi alam semesta.

Pada minggu ini aku semakin dikuatkan dengan "be professional, rezeki will follow". "Be professional" artinya sangat penting bagi kita untuk bersungguh-sungguh dalam menjalankan peran. Kesungguhan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalankan peran hidupnya akan meningkatkan kemuliaan dirinya di mata Allah dan kebermanfaatan untuk sesama. Sedangkan “rezeki will follow" bermakna bahwasanya rezeki setiap orang itu sudah pasti, yang membedakan adalah nilai kemanfaatan dan keberkahannya seiring dengan bersungguh-sungguhnya seseorang menjalankan apa yang dia BISA dan SUKA.

Jika selama ini kita masih saja memusingkan uang, uang dan uang demi bertahan hidup. Bahkan tak jarang kita rela melakukan hal yang sebenarnya tidak kita sukai dan nikmati, hanya demi mendapatkan segepok uang. Ini salah besar dan tandanya kita untuk berbenah. Tanya pada diri sendiri benarkah yang kita jalani ini sungguh-sungguh kita sukai dan nikmati, ataukah ada hal lain yang lebih bisa membuat kita berbinar-binar? Bu Septi pernah menyampaikan "uang akan mengikuti sebuah kesungguhan, bukan bersungguh-sungguh karena uang."


Sudahkah Misi Spesifik Hidup Diketemukan?





Pada dasarnya menemukan misi hidup itu tidak ada hubungannya dengan usia seseorang. Semakin awal seseorang merasa “galau” kemana arah hidupnya, semakin “risau” untuk mencari sebuah jawaban “mengapa Allah menciptakan dirinya di muka bumi ini?” maka semakin cepat akan menemukan misi hidup.

Kalau di pendidikan berbasis fitrah, proses ini secara alamiah akan dialami oleh anak-anak pre aqil baligh akhir (sekitar 10-13 tahun) dan memasuki taraf aqil baligh (usia 14 tahun ke atas). Kalau sampai hari ini ternyata kita masih galau dengan misi hidup kita, maka bersyukurlah, karena kita jadi tahu kesalahan proses pendidikan kita sebelumnya, sehingga nanti tidak perlu lagi mengalami kegalauan tersebut pada usia paruh baya yang banyak dialami oleh sebagian besar manusia (mid-life crisis).

Maka sekarang, jalankan saja yang kita BISA dan SUKA tanpa pikir panjang, karena Allah pasti punya maksud tertentu ketika memberikan kepada kita sebuah kemampuan. Apabila kita jalankan terus menerus, kemungkinan itulah misi hidup kita.

Seseorang yang sudah menemukan misi hidup tersebut apabila menjalankan aktivitas produktif akan lebih bermakna, karena keproduktivitasannya digunakan untuk mewujudkan misi-misi hidupnya. Sehingga selalu memiliki ciri-ciri :

a. Selalu bersemangat dengan mata berbinar-binar 
b. Energi positifnya selalu muncul, rasanya tidak pernah capek. 
c. Rasa ingin tahunya tinggi, membuat semangat belajar tinggi 
d. Imunitas tubuh naik, sehingga jarang sakit, karena bahagia adalah imunitas tubuh yang paling tinggi.


Mataku Berbinar-binar Saat....

NHW #8 ini disusun untuk mempermudah para peserta kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional dalam menemukan misi spesifik hidupnya. Berikut ini langkah-langkah untuk menemukannya;

a) Mengambil salah satu aktivitas yang telah aku tulis di kuadran SUKA dan BISA.

Aku memutuskan untuk mengambil aktivitas "memasak" karena memang hal itulah yang paling bisa membuatku berbinar-binar dan bersemangat, memasak dapat mengubah mood aku seketika. Meski begitu ke depannya, aktivitas tersebut harus dikombinasikan dengan aktivitas lainnya untuk mencapai tujuan yang aku inginkan.


b) Kini saatnya aku harus menyelesaikan tantangan “BE DO HAVE” di bawah ini : 


1. Aku ingin menjadi apa ? (BE)
Saat ini aku ingin menjadi entepreneur dalam bidang masakan. Memiliki restaurant dengan masakan khas dari tanganku sendiri.


2. Aku ingin melakukan apa ? (DO)
Belajar memasak kepada yang lebih ahli. Namun untuk menjadi entepreneur aku harus membaca buku agar daya kreatifitas dalam memasak lebih banyak. Aku juga perlu tau bagaimana dan apa yang harus aku persiapkan untuk membuka usaha terutama dalam bidang kuliner ini.


3. Aku ingin memiliki apa? (HAVE)
  • Memiliki restaurant
  • Memiliki cake and pastry resto

c. Untuk lebih mengkerucutkan tujuan hidupku, terutama berkaitan dengan hobi memasakku, maka aku harus menyusun rencana pada 3 aspek dimensi waktu di bawah ini: 

1. Apa yang ingin aku capai dalam kurun waktu kehidupanku (lifetime purpose):
  • Membuka restaurant di seluruh Indonesia bahkan Mancanegara
  •  Membuka jasa catering untuk event
  • Membuka cake and pastry resto

2. Apa yang ingin aku capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan (strategic plan):
  • Membuka warung makan sederhana dilingkungan rumah
  • Membuka jasa catering untuk event

3. Apa yang ingin aku capai dalam kurun waktu satu tahun (new year resolution):
  • Membuka warung nasi sederhana
  • Membuka jasa catering






Alhamdulillah akhirnya terjawab sudah semua pertanyaan pada NHW #8 ini. Namun ini baru awalan, selanjutnya yang aku butuhkan adalah mulai berkomitmen untuk “BERUBAH” dari kebiasaan-kebiasaan yang aku pikir memang harus diubah, terutamanya dari sifatku yang moody.

How 'bout you? Ada yang sudah menemukan misi spesifik hidupnya jugakah? Kalau sudah, selanjutnya kita perlu menyusun langkah-langkah usaha apa saja yang bisa kita lakukan untuk menunjang sebuah produktivitas hidup kita. Kita bisa mulai dengan menetapkan target waktu dan jadwal kegiatan selama satu tahun, serta menentukan ukuran atau indikator keberhasilan dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. Yang paling penting adalah membuat prioritas dan pilih hal-hal yang memang kita perlukan. Hindari membuat daftar yang terlalu panjang, karena hal tersebut bisa membuat kita “gagal fokus”.

Semoga bermanfaat ya.. Jangan menunggu sukses untuk berbahagia. Berbahagialah dan sukses pun akan datang. Thanks for reading, see you n the next post!

Wassalammu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Minggu, 11 Maret 2018

NHW#7 ; REZEKI ITU PASTI. KEMULIAN YANG DICARI





Assalammu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Hallo gils, bagaimana weekend-nya minggu ini?Jalan-jalankah atau ada agenda dinner gitu:? Kalau aku seperti biasa di akhir minggu, akan berbagi tentang materi yang aku dapatkan dari kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch #5. Alhamdulillah, 'kuliah'ku sekarang sudah berjalan hingga minggu ketujuh. Wuuahh.. sebentar lagi kelas matrikulasi berakhir yaa... Semoga aku "Lulus" yaa, do'akan pals..

Semakin minggu, materinya makin hot deh, bikin berkaca berkali-kali. Materi kali ini, bikin aku yakin lagi bahwa keputusanku untuk full time mommy saat ini sudah tepat dan juga aku gak galau lagi kalau ada omongan orang tentang ijazah sarjanaku yang hanya jadi pajangan. Whatever you say Mak, yang jelas aku bahagia dapat membersamai anak-anakku dan mengikuti setiap tumbuh kembangnya. Anyway, minggu-minggu lalu, kami diperkenalkan tentang materi bagaimana menjadi Bunda Sayang dan Bunda Cekatan, kini saatnya kami belajar bagaimana menjadi Bunda Produktif. Materi ini diajarkan untuk lebih memahami tentang konsep produktif dan lebih mengenal apa tujuan penciptaan kita di bumi ini.

Materi ini merupakan materi favoritku sepanjang mengikuti kelas matrikulasi. Segala kegalauanku dijawab pada materi ini, karena bahwasanya produktif itu tidak harus melulu bekerja di ranah publik. Bahkan seorang ibu yang fokus di ranah domestik pun bisa menjadi lebih produktif apabilagi jika kita para Ibu bisa memberikan banyak manfaat baik di keluarga maupun masyarakat di sekitarnya, bisa dikatakan kita adalah Ibu yang produktif walau hanya fokus di ranah domestik.


Setiap Ibu harus menjadi sosok yang produktif, baik  yang memilih fokus pada ranah domestik ataupun publik. Hal itu dikarenakan, dengan produktivitas dapat menambah syukur, menegakkan taat dan berbagi manfaat.


Menjadi Bunda Produktif dengan Memahami Hakikat Rezeki

Kalian sadar gak sih, kalau kita ini seringkali menghubungkan produktivitas dengan aktivitas yang bisa menghasilkan uang atau gaji? Padahal Bunda Produktif tidak selalu dinilai dari uang, namun dari kemanfaatan yang dihasilkan.  Let's say ada orang yang bisa bergaji banyak, namun ternyata anak-anaknya tak terurus, bahkan dititipkan ke daycare, ketemu keluarga hanya di ambang jam tidur, tak punya quality time. Namun ada ibu yang tidak memiliki pendapatan sendiri, namun ia selalu mendampingi anak-anaknya belajar bahkan menjadi guru pertamanya bagi sang anak, aktif dalam kegiatan sosial dan disukai oleh para tetangga karena keramahannya. Maka mana yang lebih produktif?

Dikatakan Bunda Produktif itu jika memiliki value "bunda yang akan berikhtiar menjemput rejeki, tanpa harus meninggalkan amanah utamanya yaitu anak dan keluarga." Bahkan meskipun ia beraktivitas pula di ranah publik, ia tetap memperhatikan semua kebutuhan anak dan keluarga. Kita harus mulai mengubah orientasi kita tenatang produktif, bahwasannya produktif itu bukan semata-mata untuk mencari gaji, namun menjadikan produktif sebagai bagian dari ibadah, sedangkan rejeki itu urusanNya. Tugas kita hanya berikhtiar dengan sungguh-sungguh, masalah hasil kita pasrahkan pada Allah Subhanahuwata'ala.




Kita juga perlu memahami bahwa hakikat antara rejeki dan gaji itu berbeda. Rezeki tidak selalu terletak pada pekerjaan kita. Allah menaruh sekehendak-Nya. Antara bekerja dan rezeki, bukanlah dua hal yang selalu harus menjadi hukum sebab akibat, karena rezeki kadang perlu kita tafakuri. Rasulullah pernah bersabda bahwa "Sesungguhnya rezeki itu akan mencari seseorang dan bergerak lebih cepat daripada ajalnya." 

Imam Al Ghazali pernah mengucapkan bahwa "bisa jadi engkau tidak tau dimana rezekimu, namun rezekimu tau dimana engkau. Jika rezeki itu ada dilangit maka Allah akan turunkan, jika rezeki itu berada didalam bumi maka Allah akan perintahkan untuk muncul supaya berjumpa dengan kita."

Maka tidaklah patut kita takut akan kekurangan rezeki, apalagi jika sampai menghambakan diri pada manusia lain. Rejeki itu pasti, maka tidaklah perlu kita mengejar  sesuatu yang sudah pasti, apalagi jika sampai mengorbankan amanahNya dan melupakan ketaatan padaNya hanya demi angka-angka yang ada di struk gaji.






Jadi ingat petuah Ibu, "selama kita masih bernyawa, itu artinya masih ada rezeki buat kita. Jadi jangan takut akan kekurangan. Allah sudah mencukupkan semuanya untuk kita." Apalagi jika kita menggali lebih dalam bahwasanya rezeki itu tidak melulu soal uang, mempunyai keluarga yang samara (sakinah, mawaddah warrohmah), anak-anak yang sholih-sholihah, sehat jasmani-rohani, mempunyai ilmu yang bermanfaat dan dikelilingi sahabat-sahabat sejati juga merupakan rezeki yang luar biasa. Bukan begitu Bun?

Banyak diantara kita yang merasa galau ketika dihadapkan pada pilihan; perlukah bekerja di ranah publik? Termasuk aku yang kadang masih ingin kembali berkarir di luar rumah. Namun materi kali ini menguatkan pilihanku. Sebelum memutuskan untuk bekerja di luar rumah, kita bisa mengevaluasi dulu beberapa hal. Apa kita bekerja untuk membantu suami, apa kita bekerja untuk menyalurkan hobi, apa kita bekerja untuk mengisi waktu luang, saat kita bekerja di luar rumah adakah yang menjaga anak-anak kita, bagaimana efeknya untuk tumbuh kembang anak, bagaimana caranya menjaga kebersamaan keluarga, bagaimana mengatur kewajiban kita sebagai istri dan ibu, bagaimana caranya agar anak-anak tidak merasa kehilangan ibunya, dan masih banyak lagi hal lainnya.







Jika menjadi produktif di luar rumah akan meningkatkan kemuliaan diri, anak-anak dan keluarga, maka lanjutkan. Jika tidak, maka kuatkan dulu pilar-pilar sebagai bunda sayang dan cekatan. Jika manfaat yang kita dapatkan jauh lebih banyak ketika kita berkarir di luar rumah, maka jangan ragu. Luruskanlah niat tersebut sebagai ibadah. Tugas kita sebagai Bunda Produktif bukan untuk mengkhawatirkan rezeki keluarga, melainkan menyiapkan sebuah jawaban “Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang diberikan untuk anak dan keluarga kita.





Ibu yang bekerja di ranah publik, bahkan ibu rumah tangga sekalipun, seringkali merasa galau, kasihan dan merasa bersalah ketika harus meninggalkan anak, entah itu untuk bekerja, belajar (mengikuti seminar atau workshop), atau melakukan me time, kalau aku tinggal masak aja sudah rindu sama anak padahal anaknya masih satu rumah. Hehehe.. Padahal sesungguhnya kita tidak perlu merasakan itu semua. Jika kita meninggalkan anak-anak untuk hal yang positif, maka jangan ragu. Anak-anak tidak harus selalu bersama ibunya kok, mereka juga memiliki dunianya sendiri. 

Cara untuk mengurangi rasa galau, rasa bersalah dan kasihan saat harus meninggalkan anak; kita harus FOKUS. Nah... Masalah ini sering banget yaa teman-teman rasain, liat dari galaunya status-status di media sosial. Hehehe...  Saat kita harus bekerja, fokuslah dengan pekerjaan kita. Saat kita harus bersama anak, fokuslah bersama anak. Tidak ada sambil-sambilan. Tidak ada yang namanya 'aku sedang bersama anakku', tapi di tangan kita lagi pegang handphone dan asyik menelusuri sosial media (ini perlu banget diubah yaa), itu namanya kita sedang berada di dekat anak, namun ruh kita tidak bersamanya. Begitu juga saat kerja, fokuslah dengan apa yang harus kita kerjakan, sehingga pekerjaan kita cepat selesai dengan hasil yang maksimal. Jangan malah kepikiran anak yang di rumah atau di daycare, rewel nggak ya... nangis nggak ya... mau makan nggak ya... Yang ada sudah nggak bisa membersamai anak, pekerjaan pun terbengkalai.

Menjadi Bunda Produktif dengan Mengenali Kekuatan Diri

Selain harus memahami hakikat rezeki dan fokus pada aktivitas yang kita kerjakan, kita juga perlu tahu bahwasanya Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR”. Kira-kira, selama ini aktivitas yang kita kerjakan sudahkah membuat kita merasa senang menjalaninya atau terpaksa karena keadaan?

Jika saat ini ada yang bekerja sebagai karyawan (kerjaan aku dulu, hehehe), apakah kita benar-benar menikmati sebagai karyawan? Tidak peduli dengan nominal yang tertera di struk gaji, namun karena kita mendapatkan kepuasan tersendiri ketika mampu membagi ilmu dan bermanfaat bagi orang lain. Jika sudah, maka itulah produktif yang sebenarnya. Namun ketika saat bekerja, kita ingin cepat selesai, uring-uringan ketika banyak deadline, menggerutu dengan gaji yang tak naik-naik. Mungkin perlu mengevaluasi, apakah menjadi karyawan benar-benar impian kita?

Kalau sampai saat ini kita masih kebingungan dengan aktivitas apa yang bisa membuat mata kita berbinar-binar, mungkin kita belum benar-benar memahami kelebihan dan kelemahan diri kita. Nah, NHW #7 kali ini kami diminta untuk lebih mengenal potensi diri (strength typology). Mungkin kalian juga mau mencobanya, gils?

Masuk ke web www.temubakat.com, lalu isi form yang ada; nama lengkap, tanggal lahir, pekerjaan, jenis kelamin, dll. Lalu kerjakan test tersebut hingga selesai dan mendapat hasilnya. Kita juga bisa download versi PDF nya. Setelah itu amati hasil tersebut dan konfirmasi ulang dengan apa yang kita rasakan selama ini. Sudah sesuaikah dengan apa yang kita jalani? Atau malah kita menemukan potensi yang baru dan belum pernah kita sadari selama ini?

Sebelum mengerjakan NHW #7 ini, sebenarnya aku sudah pernah mengerjakan tes-tes macam di web ini (iyalah, dulu kerjaan aku ngetest orang yang mau masuk kerja terus kuliah juga ngurusin alat test psikologi manusia). Tapi aku gak simpan pdf-nya hhee.. Buat yang pernah mendengar Talent Mapping yang diperkenalkan Abah Rama, web ini merupakan bagian dari Talent Mapping tersebut. Memang sih lebih afdolnya ikut assesment-nya biar lebih lengkap. Kalau aku sudah pernah tapi ya itu tadi aku gak copy soft file-nya
Oke, back to hasil hasil ST30 (Strenght Typology) yang aku dapat setelah mengerjakan tes di web Temu Bakat. Ternyata hasilnya seperti ini;




TIAS SEPTY JULIAN, anda adalah orang yang dapat merasakan perasaan orang lain baik sedang gembira maupun sedang sedih , banyak ideanya baik yang belum pernah ada maupun dari pikiran lateralnya , analitis , teliti & suka mengumpulkan informasi , senang mengkomunikasi ideanya , suka mengumpulkan berbagai informasi atau teratur , suka melayani orang lain dan mendahulukan orang lain , memiliki intuisi dalam memilih jalan terbaik menuju tujuan , senang menggabung-gabung kan beberapa teori atau temuan menjadi suatu temuan baru.(source; www.temubakat.com)

Dia adalah Hadiah Tuhan

لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ ﴿٤٩...